Trump menyuruh angkat kaki, analis nilai Apple tidak bisa keluar dari China



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Nilai pasar dari perusahaan elektronik konsumen paling berpengaruh di dunia Apple Inc anjlok hingga US $ 44 miliar. Mengutip Bloomberg pada Senin (26/8), kerugian ini didapat setelah munculnya pernyataan dari Beijing dan Washington yang menyoroti pusat produksi terbesar Apple yang berada di China.

Padahal dari pabrik ini, hampir semua iPhone yang ada di dunia diproduksi.

Baca Juga: Trump: China bersedia mengakhiri perang dagang lewat negosiasi


Presiden AS Donald Trump akhir pekan lalu telah memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk segera mulai mencari alternatif untuk manufaktur di China. Hal ini tentunya berdampak bagi Apple sendiri. 

Bahkan analis Daniel Ives dari Wedbush Securities Inc menilai Apple tidak siap untuk menjalankan mandat dari Trump untuk memindahkan pabriknya.

"Dalam skenario kasus terbaik, Apple dapat memindahkan 5% -7% dari produksi iPhone keluar dari China selama 18 bulan. Perusahaan akan membutuhkan tiga tahun untuk memindahkan 20%. Karenanya, tarif untuk barang-barang dari Tiongkok akan berdampak langsung pada penghasil uang terbesar Apple,” ujar Ives dalam laporannya.

Mitra perakitan utama Apple, Foxconn Technology Group, telah mengklaim bahwa mereka memiliki kapasitas untuk membangun semua iPhone yang terikat oleh perusahaan Cupertino AS di luar China.

Baca Juga: Belajar dari Jack Ma, si manusia gaptek yang menjelma menjadi miliarder

Namun semua indikasi bahwa untuk menerapkannya akan membutuhkan banyak waktu dan uang. 

Komentar presiden diikuti oleh tweet yang menyatakan bahwa AS akan meningkatkan tingkat tarif yang ada pada barang-barang Tiongkok. Langkah Trump ini untuk menanggapi pengumuman China uamh berencana untuk mengenakan tarif pada US$ 75 miliar produk impor dari AS.

Orang-orang yang akrab dengan produksi iPhone mengatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk merelokasi produksi perangkat ikonik Apple secara besar-besran karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja terampil di tempat lain.

Tantangan mereplikasi jalur produksi yang kompleks dan infrastruktur yang diperlukan juga merupakan hambatan utama.

Baca Juga: Trump ingin perusahaan AS angkat kaki dari China, apa dampaknya ke Beijing?

Editor: Tendi Mahadi