KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali menjadi sorotan setelah sejumlah survei opini publik menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang tinggi terhadap kinerjanya, tepat menjelang peringatan 100 hari masa jabatannya yang kedua pada 29 April 2025. Trump, yang berhasil merebut kembali kursi kepresidenan dari Joe Biden dalam pemilu 2024, kini menghadapi tantangan baru dalam bentuk opini publik yang kurang bersahabat.
Hasil Survei: Dukungan Publik yang Menurun
Mengutip Unilad, beberapa lembaga media ternama seperti ABC News, The Washington Post, dan The New York Times baru-baru ini merilis hasil survei yang mengevaluasi kinerja Trump selama 100 hari pertamanya di Gedung Putih:-
Survei gabungan ABC News/Washington Post/Ipsos menunjukkan bahwa 55% responden tidak menyetujui cara Trump menangani tugas kepresidenan. - Survei New York Times dan Siena College mengungkapkan bahwa hanya 42% responden yang memberikan persetujuan terhadap kinerjanya, sementara 66% menggambarkan masa jabatan keduanya sebagai 'kacau'.
Tanggapan Trump: Tuduhan "Berita Palsu" dan Seruan Investigasi
Menanggapi hasil survei tersebut, Trump melontarkan tudingan keras melalui platform Truth Social. Ia menyebut survei tersebut sebagai bagian dari "berita palsu" dan menyerukan agar lembaga-lembaga media tersebut diinvestigasi atas dugaan kecurangan pemilu. Trump mengutip analis data politik, John McLaughlin, yang mempertanyakan metodologi survei tersebut. McLaughlin mencatat bahwa:- Survei The New York Times hanya melibatkan 37% pemilih Trump 2024.
- Survei ABC/Washington Post hanya mencakup 34% pemilih Trump 2024.