Trump teken anggaran AS, bujet militernya capai Rp 9.000 triliun



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer Amerika Serikat (AS) bakal mendapat tambahan 14 kapal, 287 pesawat serta 261 kendaraan dan tank berkat RUU anggaran yang akhirnya ditandatangani oleh Presiden AS, Donald Trump sebesar US$ 1,3 triliun.

Mengutip Wall Street Journal, Jumat (23/3), dari US$ 1,3 triliun anggaran yang disetujui, Pentagon akan mendapatkan dana anggaran dasar sebesar US$ 589,5 miliar dan tambahan sebesar US$ 65,2 miliar untuk operasi militer AS di luar negeri, yang sebagian besar akan digunakan untuk mendanai operasional di Irak, Suriah, dan Afghanistan.

Itu artinya, anggaran militer AS mencapai US$ 654,7 miliar, atau jika dirupiahkan, mencapai lebih dari Rp 9.000 triliun!


Secara keseluruhan, anggaran untuk militer ini mengalami peningkatan sebesar US$ 61,1 miliar dolar dibanding tahun 2017. Anggaran militer yang disetujui oleh Konggres AS ini lebih banyak US$ 15,5 miliar dibanding budget yang diminta oleh Trump.

"Selama delapan tahun terakhir, pemangkasan pertahanan yang mendalam telah merusak keamanan nasional kita, melumpuhkan kesiapan unit militer kita, dan menempatkan Amerika pada risiko besar. Sudah menjadi tugas saya memastikan keamanan Amerika," kata Trump dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Wall Street Journal.

Trump sejatinya tak puas dengan anggaran AS keseluruhan. Mengutip Reuters, anggaran militer yang besar ini meyakinkannya bahwa RUU tersebut layak dikompromikan. "Tapi, saya harus bilang pada Kongres, saya tidak akan menandatangani undang-undang seperti ini lagi," katanya. 

Kenaikan gaji prajurit

Menurut sebuah ringkasan Appropriations Committee, anggaran dialokasikan US$ 23 miliar untuk pembangunan sembilan jenis pesawat, helikopter, pesawat tak berawak dan tanker. Anggaran tersebut juga menyisihkan dana sebesar US$ 10,2 miliar untuk 90 mesin jet tempur F-35 tunggal.

Selain itu, anggaran dialokasikan US$ 103 juta untuk perbaikan A-10 Warthogs, yang dianggap penting untuk tetap memastikan dominasi udara AS di Afghanistan. Pemerintahan Trump memperluas jejak AS dalam perang itu awal tahun ini dengan memindahkan skuadron A-10 yang berbasis di Turki ke Afghanistan.

Anggaran tersebut juga mengalokasikan kepada Angkatan Laut (AL) AS sebesar US$ 23,8 miliar untuk pengadaan 14 kapal, termasuk pendanaan untuk satu kapal induk, dua kapal perusak dan dua kapal selam. Para pejabat Angkatan Laut telah lama mengeluh bahwa mereka tidak memiliki cukup kapal untuk memenuhi permintaan yang meningkat, khususnya di Pasifik.

Anggaran ini didasarkan pada Strategi Pertahanan Nasional yang diajukan Pentagon pada bulan Januari dan ditujukan untuk menangkal kekuatan Rusia dan China yang semakin digdaya. Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, mengatakan anggaran baru ini akan mampu membalikkan apa yang ia sebut sebagai "tahun-tahun kemunduran dan pendanaan yang tidak dapat diprediksi".

"Sekarang, adalah tanggung jawab kami di militer untuk membelanjakan setiap dolar dengan bijak untuk menjaga kepercayaan dan kepercayaan rakyat Amerika dan Kongres," ujar Mattis.

Tak hanya untuk peningkatan kekuatan peralatan tempur, anggaran militer yang dialokasikan Trump juga diperuntukkan buat kesejahteraan perajurit AS. Trump mengalokasikan sebesar US$ 137,7 miliar untuk personil dan gaji, termasuk kenaikan gaji sebesar 2,4%, yang merupakan kenaikan gaji pertama bagi perajurit AS sejak 2010. Militer AS memiliki 1,3 juta pasukan aktif dan 816.900 cadangan, meningkat 9.500 dari tahun lalu.

 

Editor: Sanny Cicilia