Trump Umumkan Proyek Kapal Perang Trump Class, Diklaim 100 Kali Lebih Kuat



KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana pembangunan kapal perang baru yang diberi nama “Trump Class”, menandai dimulainya ekspansi besar-besaran armada laut AS sekaligus pengetatan pengawasan terhadap kontraktor pertahanan yang kerap mengalami keterlambatan produksi dan pembengkakan biaya.

Dalam pernyataannya pada Senin (22/12/2025), Trump mengatakan kapal perang baru tersebut akan menjadi tulang punggung armada laut AS yang ia sebut sebagai “Golden Fleet”, dengan tujuan memperkuat dominasi maritim Amerika Serikat.

Baca Juga: Ringgit Malaysia Pimpin Penguatan Mata Uang Asia Selasa (23/12) Pagi


Trump mengklaim kapal perang Trump Class akan berukuran lebih besar, lebih cepat, dan “100 kali lebih kuat” dibandingkan kapal perang yang pernah dibuat sebelumnya.

Program ini akan dimulai dengan dua kapal, dan dalam jangka panjang ditargetkan berkembang menjadi 20 hingga 25 unit. Kapal pertama akan diberi nama USS Defiant.

“Kami belum membangun kapal perang sejak 1994. Kapal-kapal canggih ini akan menjadi salah satu kekuatan tempur laut paling mematikan, selain kapal selam,” ujar Trump.

Trump juga menyatakan akan terlibat langsung dalam proses desain kapal, menyusul kritiknya selama ini terhadap tampilan dan efektivitas kapal perang AS.

Kapal Trump Class disebut akan memiliki bobot lebih dari 30.000 ton, lebih besar dari kapal perusak (destroyer) saat ini, serta dilengkapi teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI) dan senjata laser energi terarah.

Menteri Angkatan Laut AS John Phelan yang hadir dalam pengumuman tersebut, menambahkan bahwa kapal perang ini juga akan dipersenjatai rudal jelajah nuklir yang diluncurkan dari laut.

Baca Juga: Yen Melemah dan Berfluktuasi Selasa (23/12), Ancaman Intervensi Jepang Menguat

Tekanan pada Kontraktor Pertahanan

Selain mengumumkan ekspansi armada laut, Trump juga menegaskan akan meningkatkan tekanan terhadap kontraktor pertahanan AS.

Ia menyoroti praktik keterlambatan proyek dan pembengkakan biaya yang dinilai merugikan negara.

Trump berencana menggelar pertemuan dengan perusahaan pertahanan besar pekan depan untuk membahas isu tersebut, termasuk meninjau kompensasi eksekutif, pembagian dividen, dan program pembelian kembali saham (buyback).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Tipis Selasa (23/12) Pagi, Cermati Pasokan Venezuela & Rusia

“Kami tidak ingin eksekutif digaji US$ 50 juta per tahun, membagikan dividen besar, melakukan buyback, sementara produksi jet tempur F-35 dan sistem persenjataan lainnya tertinggal,” tegas Trump.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Trump tengah menyiapkan perintah eksekutif yang dapat membatasi dividen, buyback saham, dan gaji eksekutif bagi kontraktor pertahanan yang proyeknya terlambat dan melebihi anggaran.

Isyarat Persaingan Global

Sejumlah pejabat AS sebelumnya memperingatkan bahwa minimnya pembangunan kapal perang baru dalam beberapa tahun terakhir telah memberi keunggulan strategis bagi China.

Namun Trump menepis anggapan tersebut.

Baca Juga: JPMorgan Jajaki Perdagangan Kripto untuk Klien Institusi

“Ini bukan hanya soal China. Ini adalah langkah untuk menghadapi siapa pun,” kata Trump.

Selain Trump Class, rencana ekspansi armada laut AS juga mencakup penambahan kapal perang jenis lain, termasuk frigat kelas baru berukuran lebih kecil yang sebelumnya telah diumumkan oleh Angkatan Laut AS.

Langkah ini mempertegas arah kebijakan pertahanan Trump yang menekankan penguatan militer sekaligus reformasi industri pertahanan agar lebih efisien dan responsif.

Selanjutnya: Stimulus Properti Berpeluang Dongkrak Kinerja SMRA, Cek Rekomendasinya

Menarik Dibaca: Promo Imperial Kitchen Season's Greetings sampai 31 Januari 2026, Nikmati Diskon 50%