JAKARTA. China's Tsingshan Holding Group cukup serius untuk membenamkan investasi besar di Indonesia. Bahkan, perusahaan tersebut siap mengeluarkan investasi dengan total US$ 2,8 miliar untuk pembangunan pabrik pemurnian (smelter) berkapasitas hingga 2 juta ton ferronickel per tahun. Huang Weifeng, Vice Chairman of The Board at Tsingshan mengatakan, pembangunan smelter tersebut akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama, perusahaannya menggelontorkan investasi senilai US$ 630 juta untuk pembangunan smelter berkapasitas 300.000 ton per tahun. "Pembangunan smelter di Indonesia sangat bermanfaat, karena dapat membantu kami dalam mengurangi biaya transportasi sekaligus akan meningkatkan daya saing," kata Huang, sebagaimana dikutip dari China Daily, pekan lalu. Asal tahu saja, dalam menggarap proyek tersebut, Tsingshan menggandeng PT Bintang Delapan Mineral dengan membentuk anak perusahaan yaitu PT Sulawesi MiningĀ Investment. Smelter tahap pertama tersebut sudah siap beroperasi awal tahun ini. Tahap kedua, perusahaan asal China akan kembali menggelontorkan investasi senilai US$ 1,02 miliar untuk pembangunan smelter dengan peningkatan kapasitas menjadi US$ 600.000 ton per tahun. Rencananya, pabrik tersebut akan rampung pada akhir 2015 ini. Selanjutnya, Tsingshan akan menambah invetasinya senilai US$ 970 juta untuk meningkatkan kapasitas smelter menjadi 2 juta ton per ton. Pabrik tersebut diproyeksikan rampung pada pertengahan 2017 mendatang. Bupati Morowali Anwar Hafidz mengatakan, pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan smelter nikel yang dibangun Bintang Delapan bersama investor asal China. Pihaknya berharap, mulai beroperasinya smelter Bintang Delapan di tahun ini akan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD). "Potensi nikel di Morowali sangat besar, namun belum banyak dikembangkan. Untunglah Bintang Delapan serius dalam mengembangkan tambangnya," kata Anwar ke KONTAN, pekan lalu. Bintang Delapan merupakan pemilik konsesi izin usaha pertambangan (IUP) dengan luas konsesi mencapai 21.695 hektare di Morowali, Sulawesi Tengah. Sementara, Tsingshan merupakan salah satu perusahaan ferronickel dan stainless steel terbesar di China. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tsingshan investasi US$ 2,8 M bangun smelter nikel
JAKARTA. China's Tsingshan Holding Group cukup serius untuk membenamkan investasi besar di Indonesia. Bahkan, perusahaan tersebut siap mengeluarkan investasi dengan total US$ 2,8 miliar untuk pembangunan pabrik pemurnian (smelter) berkapasitas hingga 2 juta ton ferronickel per tahun. Huang Weifeng, Vice Chairman of The Board at Tsingshan mengatakan, pembangunan smelter tersebut akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama, perusahaannya menggelontorkan investasi senilai US$ 630 juta untuk pembangunan smelter berkapasitas 300.000 ton per tahun. "Pembangunan smelter di Indonesia sangat bermanfaat, karena dapat membantu kami dalam mengurangi biaya transportasi sekaligus akan meningkatkan daya saing," kata Huang, sebagaimana dikutip dari China Daily, pekan lalu. Asal tahu saja, dalam menggarap proyek tersebut, Tsingshan menggandeng PT Bintang Delapan Mineral dengan membentuk anak perusahaan yaitu PT Sulawesi MiningĀ Investment. Smelter tahap pertama tersebut sudah siap beroperasi awal tahun ini. Tahap kedua, perusahaan asal China akan kembali menggelontorkan investasi senilai US$ 1,02 miliar untuk pembangunan smelter dengan peningkatan kapasitas menjadi US$ 600.000 ton per tahun. Rencananya, pabrik tersebut akan rampung pada akhir 2015 ini. Selanjutnya, Tsingshan akan menambah invetasinya senilai US$ 970 juta untuk meningkatkan kapasitas smelter menjadi 2 juta ton per ton. Pabrik tersebut diproyeksikan rampung pada pertengahan 2017 mendatang. Bupati Morowali Anwar Hafidz mengatakan, pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan smelter nikel yang dibangun Bintang Delapan bersama investor asal China. Pihaknya berharap, mulai beroperasinya smelter Bintang Delapan di tahun ini akan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD). "Potensi nikel di Morowali sangat besar, namun belum banyak dikembangkan. Untunglah Bintang Delapan serius dalam mengembangkan tambangnya," kata Anwar ke KONTAN, pekan lalu. Bintang Delapan merupakan pemilik konsesi izin usaha pertambangan (IUP) dengan luas konsesi mencapai 21.695 hektare di Morowali, Sulawesi Tengah. Sementara, Tsingshan merupakan salah satu perusahaan ferronickel dan stainless steel terbesar di China. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News