Tudingan Rizal Ramli soal kongkalingkong Garuda



JAKARTA. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, terdapat unsur korupsi dalam pembelian pesawat Garuda Indonesia long route Air Bus 350 yang sebenarnya hanya cocok untuk rute ke Amerika atau Eropa.

“Jadi banyak permainan duit. KPK sendiri sudah buktikan ternyata memang ada permainan di dalam pembelian dan penjualan pesawat,” kata Rizal saat menjadi pembicara dalam Forum Dialog HIPMI bertajuk “Garuda Indonesia Di tengah Turbulensi” di Senopati, Kamis, (15/6).

Menurut Rizal, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia dengan sejarah panjang. Dari segi teknis telah banyak kemajuan, dan kualitas service premium setara dengan perusahaan penerbangan internasional.


“Tapi, kekuatan ini jadi tertutup karena kesalahan di masa lalu yang terlalu jor- joran dalam membeli pesawat baru yang tidak tepat. Di dalam pembelian pesawat ada sogok menyogok, ada KKN, pemahalan sehingga akibatnya Garuda Indonesia dikubangi utang besar triliunan rupiah,” jelas Mantan Menteri Keuangan Indonesia tersebut.

Hal- hal tersebut, kata Rizal harus segera dibenahi dengan cara me-reschedule pembelian pesawat atau dijual ke pihak ketiga. Dirinya ingin agar Garuda Indonesia fokus untuk meningkatkan pendapatan dari penerbangan domestik dan regional. Indonesia dikatakannya lebih tepat jika membeli pesawat Air Bus 330 yang lebih efisien dan lebih tepat.

Kemudian, dia juga meminta agar komisaris dan manajemen berani menyatakan fakta tanpa ada kepentingan- kepentingan pribadi.

“Di jalur domestik harga tiket Garuda Indonesia itu lebih mahal tapi kualitas lebih baik. Kedua, kami meminta komisaris dan manajemen berani menyatakan kebenaran sesuai fakta yang ada,” simpulnya.

Dirinya juga mengaku sempat ditentang oleh beberapa pihak atas pernyataan kerasnya, namun begitu Rizal bersikukuh bahwa yang dikatakannya telah melalui proses evaluasi dan analisa.

“Semua yang kita sampaikan itu rasional, telah melalui evaluasi dan analitikal. Dulu saya ngomong begitu banyak yang protes tapi hampir semua yang kami katakan terbukti karena saya tidak asal bicara,” pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Garuda Indonesia diperkirakan berbagai pihak bisa mengalami kebangkrutan karena omzet perusahaan PT Garuda Indonesia (Perseo) kian susut. Hal ini menyusul kerugian mendalam pada tiga bulan pertama di 2017 hingga Rp 1,31 Triliun.

Tercatat perusahaan penerbangan milik negara ini juga memiliki utang cukup signifikan yakni hampir Rp 40 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto