Tugas utama Rahmat Gobel cegah defisit neraca



JAKARTA. Mencegah terjadinya lagi defisit neraca perdagangan disebut sebagai tugas utama yang harus ditanggung oleh Menteri Perdagangan di Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla, Rahmat Gobel.

"(Rahmat) harus bisa menjalin koordinasi baik dengan Menteri ESDM, Menteri Pertanian, serta Menteri Perindustrian (untuk mencegah defisit neraca perdagangan)," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, Minggu (26/10) malam.

Enny mengatakan, surplus perdagangan dari sektor nonmigas sudah mulai habis digerogoti defisit dari impor bahan bakar minyak. Koordinasi dengan Kementerian ESDM menurut dia akan bisa mengendalikan impor BBM.


Adapun kerja sama dengan sektor pertanian dan perindustrian, lanjut Enny, dibutuhkan karena perdagangan tak selalu persoalan di sektor hilir. “Nanti, harus dibuat terobosan, mana-mana regulasi dan juga kesepakatan yang harus dievaluasi,” kata Enny.

Namun, lanjut Enny, Rahmat juga harus bisa berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Perdagangan di dalam negeri, kata dia, memerlukan banyak pembenahan distribusi agar lebih efisien.

“Persoalan logistik ini bagiannya Pak Jonan (Ignatius Jonan). Tentu ini harus diharmonisasikan. Tapi tentu kita berharap RPJMN (Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional) dan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Kementerian) yang konsisten menekan defisit perdagangan bisa menjadi guide,” imbuh Enny.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rahmat ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan oleh Jokowi, Minggu petang. “Sudah tahu, beliau profesional gigih, terbukti dalam pengembangan perdagangan nasional. Sekarang tidak keliru kami tugaskan beliau untuk mengembangkan perdagangan Indonesia,” kata Presiden. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie