KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menargetkan pendapatan premi reasuransi bruto sebesar Rp 3,65 triliun di tahun 2026. Corporate Secretary Group Head Tugure Eko Susanto mengatakan, target tersebut meningkat sekitar 6% jika dibandingkan dengan prognosa capaian 2025 yang senilai Rp 3,44 triliun. Proyeksi pertumbuhan premi reasuransi ini juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan proteksi dan pemulihan ekonomi domestik.
"Penetrasi asuransi yang masih rendah dan kebutuhan proteksi risiko bencana membuka ruang bagi ekspansi bisnis reasuransi pada tahun depan. Namun perusahaan tetap memprioritaskan kehati-hatian serta penguatan manajemen risiko,” ujar Eko kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Baca Juga: Rasio Klaim Kesehatan di Industri Asuransi Masih Cukup Tinggi, Ini Penyebabnya Di sisi lain, Tugure juga menargetkan pendapatan underwriting sebesar Rp 2,65 triliun pada 2026, atau tumbuh 6% secara tahunan (yoy). Dari sisi bisnis, Tugure memproyeksikan sejumlah lini akan menjadi penopang utama pertumbuhan premi pada 2026. Segmen tersebut mencakup bisnis properti atau kebakaran baik facultative maupun treaty serta kredit, marine hull & cargo, dan portofolio life/health. Berdasarkan rencana kerja perusahaan, Eko bilang terdapat peningkatan target pada lini fire treaty, credit, serta beberapa treaty di motor dan miscellaneous. Untuk menjaga profitabilitas di tengah potensi kenaikan klaim akibat eskalasi risiko bencana, Tugure menyiapkan beberapa strategi utama. Di antaranya dengan memperketat seleksi risiko melalui prudent underwriting dan mempertahankan rasio premi retensi minimal 53% dengan skema retrosesi yang lebih terarah. Selain itu, Tugure membatasi rasio beban usaha pada level maksimal 7% serta mengontrol rasio komisi. Tugure juga memperkuat cadangan teknis, meningkatkan efektivitas manajemen klaim termasuk optimalisasi subrogasi, dan melakukan rebalancing portofolio investasi terutama obligasi berdurasi menengah-panjang untuk memastikan kecukupan likuiditas dalam pembayaran klaim. "Diversifikasi investasi dan manajemen aset-liabilitas rebalancing portofolio obligasi (durasi menengah-panjang) dan menjaga likuiditas untuk siap membayar klaim ketika diperlukan," kata Eko.
Baca Juga: OJK Hitung Potensi Klaim Asuransi Banjir di Sumatra Capai Ratusan Miliar Rupiah Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News