Tujuh Investor Berinvestasi Usaha Oleokimia di Kaltim



JAKARTA. Sepertinya, keinginan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menggenjot investasi di daerahnya bakal segera terwujud. Lihat saja, pada tahun ini ada tujuh investor asal dalam negeri yang merealisasikan investasi di sektor usaha oleokimia senilai Rp 3 triliun. Rencananya, industri oleokimia ini berdiri di kawasan industri Maloi. Satu dari dua kawasan industri yang ada di Kaltim. Lokasi industri yang lain adalah daerah yang memang diperuntukkan bagi industri berbahan baku komoditas. "Ada tujuh investor yang siap mengembangkan oleochemical industry dari dalam negeri. Dengan investasi di tahap pertama hampir Rp 3 triliun dan sudah mulai tahun ini," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, pekan lalu. Ke-tujuh investor yang bersedia menanamkan investasinya di Kaltim selama ini sebelumnya telah memiliki perkebunan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). CPO merupakan bahan baku utama produk olahan oleokimia. Besaran investasi senilai Rp 3 triliun masih dalam tahap pertama. Nilai investasi akan terus meningkat seiring pengembangan usaha ketujuh investor itu. Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (Depperin) Benny Wachyudi mengakui, industri berbahan baku CPO adalah sektor usaha yang berpotensi untuk berkembang di Kaltim maupun daerah lain. "Ya, memang industri berbahan baku CPO sangat berpotensi," kata Benny. Selain investasi di industri oleokimia, ternyata ada investor asal Emirat Arab yang tertarik menanamkan uangnya untuk pembangunan infrastruktur. Antara lain membangun pelabuhan, cpo terminal, jalan kereta api dan kawasan industri. Investor itu adalah salah satu pemegang kekuasaan di salah satu kerajaan di Emirat Arab bernama Raq Alhaima. "Sekarang sedang tahap penyusunan. Investasi Rp 7 triliun tahap pertama," jelas Farouk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie