Tujuh langkah BI jaga inflasi tak melebihi 5%



JAKARTA. Pengendalian inflasi tahun ini menghadapi beberapa tantangan eksternal dan domestik yang perlu diwaspadai dan dimitigasi sejak dini. Tantangan tersebut menyebabkan, inflasi tahun ini bisa melebar melebihi angka 4%.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tantangan inflasi yang bersumber dari eksternal terkait dengan kenaikan harga komoditas global, terutama harga minyak mentah dunia yang berdampak langsung kepada komoditas lainnya.

Sementara tantangan domestik berasal dari harga yang diatur pemerintah (administered prices) melalui kelanjutan kebijakan reformasi subsidi energi yang lebih tepat sasaran yaitu berupa penyesuaian harga untuk pelanggan listrik dengan daya 900 VA. Kemudian penyesuaian harga jual BBM sesuai dengan kenaikan harga minyak dunia yang juga dapat menyebabkan dampak lanjutan terhadap kenaikan harga pangan.


Untuk itu, agar inflasi tahun ini bisa berada di target kisaran 4% plus minus 1%, pihaknya bersama dengan pemerintah pusat dan daerah sepakat untuk menekan laju inflasi harga pangan yang bergejolak (volatile food) berada di kisaran 4%-5%.

Lebih lanjut menurut Agus, hal itu akan dilakukan melalui tujuh langkah. Pertama, penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah, khususnya pergudangan untuk penyimpanan komoditas. Kedua, membangun sistem data lalu lintas barang, khususnya komoditas pangan.

Ketiga, penggunaan instrumen dan insentif fiskal untuk mendorong peran pemerintah daerah dalam stabilisasi harga. Keempat, mendorong diversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat, khususnya untuk konsumsi cabai dan bawang segar, antara lain dengan mendorong inovasi industri produk pangan olahan.

Kelima, penguatan kerjasama antar daerah. Keenam, mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas. Ketujuh, memperbaiki pola tanam pangan.

"Kalau bisa dijaga segitu maka kalau ada penyesuaian di harga BBM akan tetap buat target inflasi 2017 bisa dijaga," kata Agus dalam konferensi pers usai rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) di kantornya, Rabu (25/1).

Adapun inflasi volatile food pada tahun lalu tercatat cukup tinggi, sebesar 5,92%. Sementara inflasi yang diatur pemerintah (administered prices) pada tahun lalu berada di level yang rendah, sebesar 0,21%.

Lebih lanjut menurut Agus, pihaknya juga memiliki sistem pusat informasi harga pangan strategis yang berkerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk memantau 10 harga pangan utama yang terdiri dari 21 varian. Dengan sistem tersebut, pihaknya bisa mengkaji dan tindak lanjutnya bisa terukur.

Dari sisi kebijakan BI sendiri, Agus bilang kebijakan moneter bank sentral akan lebih komprehensif untuk stabilitas makroekonomi, menjaga stabilitas rupiah, dan pendalaman pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto