KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) meloncat tinggi pada perdagangan Selasa (30/7). Saat bursa saham tutup lapak, IHSG naik 77,96 poin (1,24%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.377,00. LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, naik 12,93 poin (1,28%) ke 1.020,28. Indeks Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga menghijau. Indeks terbitan Kompas ini naik 15,59 poin (1,21%), lalu hinggap di 1.300,27.
Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL), Matahari Department Store (
LPPF), dan Adaro Energy Tbk (
ADRO) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 3,93 kali, 4,63 kali, dan 6,11 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh
PTBA,
UNTR,
ELSA,
ITMG,
WSBP,
MNCN, dan
MEDC.
Sejalan dengan IHSG yang hijau, tujuh dari 10 saham LQ45 dengan PER terendah naik harga dibanding penutupan sebelumnya. Saham-saham itu adalah SRIL, LPPF, ADRO, PTBA, Elnusa Tbk (ELSA), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan Medco Energy (MEDC).
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Tertopang Rilis Laporan Keuangan Sebaliknya, dua saham justru turun harga, yaitu United Tractor Tbk (UNTR) dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Satu-satunya saham yang tidak berubah harga adalah Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Berikut ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, tercatat pada 30 Juli 2019.
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah |
Kode | Harga (29/7) | Harga (30/7) | PBV | PER |
SRIL | 342 | 346 | 0,87 | 3,98 |
LPPF | 3.770 | 3.840 | 6,32 | 4,63 |
ADRO | 1.255 | 1.295 | 0,66 | 6,11 |
PTBA | 2.700 | 2.730 | 1,79 | 6,91 |
UNTR | 25.575 | 25.500 | 1,59 | 7,79 |
ELSA | 334 | 350 | 0,76 | 8,33 |
ITMG | 17.075 | 16.750 | 1,56 | 8,36 |
WSBP | 372 | 380 | 1,23 | 8,64 |
MNCN | 1.400 | 1.400 | 1,82 | 9,15 |
MEDC | 835 | 865 | 0,76 | 9,61 |
Sumber: RTI Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Baca Juga: Di hotel terpencil Bretton Woods ini, dolar AS dinobatkan jadi matauang dunia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana