KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) lemas pada perdagangan Senin (29/7). Saat bursa saham tutup lapak, IHSG turun 26,20 poin (-0,41%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.299,04. LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turun 1,96 poin (-0,19%) ke 1.007,35. Indeks Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga merah. Indeks terbitan Kompas ini turun 3,64 poin (-0,28%), lalu hinggap di 1.284,68.
Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL), Adaro Energy Tbk (
ADRO), dan Batubara Bukit Asam Tbk (
PTBA) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 3,93 kali, 5,92 kali, dan 6,84 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh
UNTR,
ELSA,
WSBP,
ITMG,
BBTN,
MNCN, dan
MEDC.
Sejalan dengan IHSG yang merah, tujuh dari 10 saham LQ45 dengan PER terendah turun harga dibanding penutupan sebelumnya. Saham-saham itu adalah SRIL, PTBA, Elnusa Tbk (ELSA) United Tractor Tbk (UNTR), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan Medco Energy (MEDC).
Baca Juga: Tiga saham turun, ini rekaman BMRI, BBRI, BBNI, BBTN, dan BBCA (29/7) Sebaliknya, dua saham justru naik harga, yaitu ADRO dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Satu-satunya saham yang tidak berubah harga adalah Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Berikut ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, tercatat pada 29 Juli 2019.
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah | |
Kode | Harga (28/7) | Harga (29/7) | PBV | PER |
SRIL | 352 | 342 | 0,86 | 3,93 |
ADRO | 1.230 | 1.255 | 0,64 | 5,92 |
PTBA | 2.750 | 2.700 | 1,77 | 6,84 |
UNTR | 26.525 | 25.575 | 1,6 | 7,81 |
ELSA | 340 | 334 | 0,72 | 7,95 |
WSBP | 372 | 372 | 1,2 | 8,45 |
ITMG | 17.000 | 17.075 | 1,59 | 8,52 |
BBTN | 2.400 | 2.390 | 1,03 | 8,75 |
MNCN | 1.415 | 1.400 | 1,82 | 9,15 |
MEDC | 855 | 835 | 0,74 | 9,28 |
Sumber: RTI Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Menanti Arah Suku Bunga The Fed Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana