KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (25/4) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup memerah lagi. Ketika bursa saham tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) turun 75,10 poin (-1,16%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.372,79.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga turun 15,13 poin (-1,48%) menuju 1.004,99. Indeks
Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga merah. Indeks terbitan Kompas ini berkurang 18,05 poin (-1,37%), lalu mendarat di 1.295,01.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (
INKP), Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL), dan Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG), berada di posisi tiga pertama daftar saham
LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,56 kali, 5,57 kali, dan 6,02 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh
ITMG,
ERAA,
ADRO,
WSKT,
INDY,
MNCN,
TKIM, dan
UNTR. Dari seluruh saham yang masuk dalam daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, tujuh saham turun harga dari penutupan sebelumnya. Mereka adalah INKP, SRIL, Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), Adaro Energy Tbk (ADRO), Waskita Karya Tbk (WSKT), Indika Energy Tbk (INDY), dan Tjiwi Kimia (TKIM).
Adapun tiga saham yang lain naik harga dari penutupan sebelumnya. Saham-saham itu adalah ITMG, United Tractor Tbk (UNTR), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah |
Kode | Harga (24/4) | Harga (25/4) | PBV | PER |
INKP | 7.225 | 7.100 | 0,71 | 4,56 |
SRIL | 336 | 334 | 0,91 | 5,57 |
ITMG | 20.200 | 20.225 | 1,63 | 6,02 |
ERAA | 1.655 | 1.605 | 1,06 | 6,03 |
ADRO | 1.305 | 1.290 | 0,66 | 6,83 |
WSKT | 2.150 | 2.080 | 0,98 | 7,12 |
INDY | 1.735 | 1.720 | 0,55 | 7,71 |
TKIM | 9.825 | 9.475 | 1,65 | 8,29 |
UNTR | 27.550 | 27.675 | 1,73 | 8,45 |
MNCN | 895 | 945 | 1,27 | 8,83 |
Sumber: RTI Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana