Tujuh sektor memerah, IHSG sesi I terkulai



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum berhasil memperbaiki posisinya ke zona positif. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,22% menjadi 5.180,60.

Jumlah saham yang melorot sebanyak 140 saham. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 135 saham dan 87 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 5,241 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,937 triliun.


Sementara itu, tujuh sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor infrastruktur turun 0,91%, sektor perdagangan turun 0,68%, dan sektor industri lain-lain turun 0,66%.

Tiga saham indeks LQ 45 yang menempati posisi top losers antara lain: PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 4,25% menjadi Rp 2.930, PT Matahari Department Store Tbj (LPPF) turun 3,34% menjadi Rp 14.450, dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 3,24% menjadi Rp 1.495.

Sementara itu, di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 1,45% menjadi Rp 1.750, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 1,28% menjadi Rp 23.970, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 1,12% menjadi Rp 1.800.

Kendati demikian, di seluruh market, investor asing membukukan pembelian bersih siang ini senilai Rp 445,8 miliar. Sedangkan di pasar reguler, asing masih terlihat melepas kepemilikan sahamnya dengan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 223,7 miliar.

Analis Recapital Securities Liga Maradona mengatakan, kenaikan Fed funds rate (FFR) masih menghantui bursa. Adanya pernyataan FFR akan naik tiga kali tahun depan juga semakin membebani laju bursa. "Ini masih menjadi lanjutan dari imbas naiknya FFR," kata Liga, Senin (19/12).

Sampai akhir tahun, Liga memprediksi indeks tidak akan lari jauh, hanya di kisaran 5.100–5.250, karena sudah tidak ada sentimen lagi yang membebani atau mendorong secara signifikan. Liga memprediksi, IHSG dapat naik dengan support 5.170 dan resistance 5.240 hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie