Tujuh titik panas terdeteksi di Riau



PEKANBARU. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru masih mendeteksi tujuh titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Senin (10/4).

"Titik panas menyebar di Indragiri Hulu, Pelalawan, dan Kampar," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin.

Ia menjelaskan, tujuh titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50% yang terdeteksi satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB, hari ini, merupakan titik panas yang sama yang terdeteksi pada Minggu (9/4) sore. Titik panas tersebut masing-masing terpantau empat titik di Kabupaten Indragiri Hulu, dua titik di Pelalawan, dan satu titik di Kampar.


Sugarin menyebut, dari tujuh titik panas, tiga titik dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70%. "Tiga titik api menyebar di Indragiri Hulu, dan Pelalawan satu titik," tuturnya.

Sugarin menjabarkan, tiga titik api di Indragiri Hulu menyebar di Kecamatan Seberida, sementara satu titik api di Pelalawan terdeteksi di Kecamatan Langgam.

Meski begitu, menurutnya, secara umum hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Riau. Namun, ia mewaspadai transisi musim hujan menjadi musim kemarau diprediksi akan terjadi memasuki Mei mendatang. Kemarau tersebut diprediksi akan berlangsung hingga September 2017 sehingga kondisi itu perlu diwaspadai.

"Yang perlu diwaspadai pada bulan Mei sampai September mendatang pola angin akan berubah dari selatan ke utara. Artinya, kalau terjadi kebakaran, asap akan lari ke negeri tetangga," papa Sugarin.

Sebelumnya, Gubernur Riau menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan 2017. Status siaga itu efektif berlaku selama 96 hari, atau mulai Januari ini hingga 30 April 2017.

BPBD mencatat sepanjang triwulan pertama 2017 lebih dari 300 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Satgas terus berusaha mencegah karhutla dengan meningkatkan patroli terpadu serta membangun sekat-sekat kanal.

(Anggi Romadhoni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini