JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero membangun menara (tower) darurat usai robohnya tujuh tower transmisi listrik di Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kehadiran tower darurat membantu memulihkan aliran listrik sebesar 40 Mega Watt (MW) dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Tengah yang sebelumnya sempat terhenti. Tujuh tower darurat tersebut akan dibangun di sebelah tower yang roboh. “Diharapkan dalam waktu lima hari sejak sekarang dapat segera beroperasi sementara menggantikan tower yang roboh. Hingga tadi malam, sebanyak 108 orang tim gabungan PLN mengerjakan tujuh tower darurat,” kata Bambang Dwiyanto, Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat dalam keterangan resminya, Selasa (10/11). Selama pembangunan tower darurat, PLN mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di bawah jaringan transmisi. Sebab, tinggi tower darurat lebih dari tower yang umumnya digunakan. PLN juga mengimbau pelanggan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang tidak mengalami pemadaman listrik untuk mematikan dua buah lampu yang tidak digunakan. Hal itu sangat signifikan mengurangi kekurangan daya listrik yang terjadi akibat tower transmisi roboh. Asal tahu saja, beban puncak listrik di Kalimantan Tengah saat ini mencapai 95 MW. Sebanyak 40-45 MW beban tersebut dipasok dari Kalimantan Selatan melalui jaringan transmisi Banjarmasin – Palangkaraya. Sebagaimana diberitakan, insiden robohnya menara tersebut disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Sabtu (7/11) malam. Akibatnya, beberapa daerah di Palangkaraya mengalami pemadaman listrik. Ketujuh tower yang roboh adalah tower nomor 359, 360, 361, 362, 363, 364, dan 365. Menurut kepala BMKG Palangka Raya I Wayan Mustika Kasmet, kecepatan angin yang terjadi hari itu mencapai 61,2 kilometer (km) per jam. Angin kencang disebabkan oleh pergerakan awan cumulonimbus disertai tekanan arus angin ke bawah yang sangat kuat.
Tujuh tower roboh, PLN bangun menara darurat
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero membangun menara (tower) darurat usai robohnya tujuh tower transmisi listrik di Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kehadiran tower darurat membantu memulihkan aliran listrik sebesar 40 Mega Watt (MW) dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Tengah yang sebelumnya sempat terhenti. Tujuh tower darurat tersebut akan dibangun di sebelah tower yang roboh. “Diharapkan dalam waktu lima hari sejak sekarang dapat segera beroperasi sementara menggantikan tower yang roboh. Hingga tadi malam, sebanyak 108 orang tim gabungan PLN mengerjakan tujuh tower darurat,” kata Bambang Dwiyanto, Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat dalam keterangan resminya, Selasa (10/11). Selama pembangunan tower darurat, PLN mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di bawah jaringan transmisi. Sebab, tinggi tower darurat lebih dari tower yang umumnya digunakan. PLN juga mengimbau pelanggan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang tidak mengalami pemadaman listrik untuk mematikan dua buah lampu yang tidak digunakan. Hal itu sangat signifikan mengurangi kekurangan daya listrik yang terjadi akibat tower transmisi roboh. Asal tahu saja, beban puncak listrik di Kalimantan Tengah saat ini mencapai 95 MW. Sebanyak 40-45 MW beban tersebut dipasok dari Kalimantan Selatan melalui jaringan transmisi Banjarmasin – Palangkaraya. Sebagaimana diberitakan, insiden robohnya menara tersebut disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Sabtu (7/11) malam. Akibatnya, beberapa daerah di Palangkaraya mengalami pemadaman listrik. Ketujuh tower yang roboh adalah tower nomor 359, 360, 361, 362, 363, 364, dan 365. Menurut kepala BMKG Palangka Raya I Wayan Mustika Kasmet, kecepatan angin yang terjadi hari itu mencapai 61,2 kilometer (km) per jam. Angin kencang disebabkan oleh pergerakan awan cumulonimbus disertai tekanan arus angin ke bawah yang sangat kuat.