Tulang punggung XL Axiata ada di bisnis data



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) tampaknya masih akan bertumbuh tahun ini. Meskipun tahun 2018 lalu, EXCL mencatat kerugian besar yang tinggi. Analis melihat hal utama untuk bisa membesarkan bisnis adalah data. Namun tampaknya aturan regulasi data membutuhkan proses yang panjang.

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kerugian Rp 3,30 triliun pada tahun 2018 silam, hal ini berbanding terbalik dari capaian kinerja di tahun 2017, pasalnya pada tahun 2017 EXCL berhasil membukukan laba Rp 375 miliar.

Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana Putra beranggapan, nyawa utama kinerja EXCL kedepannya terletak pada data. Sehingga dengan focus meningkatkan data, maka kerugian bisa ditutupi. Ditambah implementasi 5G nantinya akan menambah keuntungan EXCL. Hanya saja, menurut Etta, implementasi 5G di Indonesia akan terlambat dibanding Korea dan China.


“Pada dasarnya 5G sudah berjalan di China dan Korea. Nah, di Indonesia tunggu 4-5 tahun. Karena memang kalau sudah muncul di global maka baru akan jalan di Indonesia,” pungkasnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).

Nah, sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyatakan akan merampungkan kebijakan 5G tahun ini. Untuk kebijakan tersebut, Pemerintah telah menyiapkan alokasi frekuensi 5G dengan standar internasional dan ditujukan bagi industri dan consumer.

Selain menunggu kebijakan 5G untuk meningkatkan kinerja EXCL tahun ini adalah melihat aturan berbagi jaringan juga mampu menambah untung bisnis EXCL. “Kalau operator di Indonesia berbagi jaringan frekuensi maka kualitas EXCL bisa terdorong ke atas. Karena kendala EXCL cakupannya masih kalah luas dibanding Telkom,” imbuh Etta.

Etta memproyeksi pendapatan EXCL tahun ini akan mencapai Rp 24,4 triliun dengan perolehan laba bersih Rp 866 miliar. Ia pun merekomendasikan beli saham EXCL dengan harga Rp 4.000 per lembar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini