Tulis soal Prabowo, wartawan Time di-bully



JAKARTA. Jurnalis Time, Yenni Kwok, merasa resah setelah dirinya membuat tulisan tentang calon presiden Prabowo Subianto dan aksi musisi Ahmad Dhani yang mengenakan seragam mirip pemimpin pasukan SS Nazi, Heinrich Himmler. Ia merasa resah karena mendapat beragam tudingan dan pengungkapan kehidupan pribadinya.

Menurut akun Twitter pribadi miliknya, @yennikwok, ia merasa gelisah karena aktivis Ratna Sarumpaet dalam akun Twitter-nya, @RatnaSpaet, menuduh Yenni telah melakukan pemalsuan berita. Ratna bahkan memasang foto Yenni dalam tweet-nya.

"#YenniWok 1998 d Kramat skrg kerja u TIME/CNN. Di TIME http://ti.me/1yMzcoo ia pmalukan Ind d CNN malsuin survey??? "


Mendapat mention demikian, Yenni pun bereaksi. Ia merasa heran karena Ratna menuduhnya melakukan survei palsu di CNN.

"And it is definitely hilarious that you said I wrote the fake survey report that was posted on CNN's iReport, @RatnaSpaet."

Terkait dengan pencantuman foto dan alamat tempatnya tinggal, Yenni mengancam akan melaporkan Ratna atas perbuatan itu.

"But stealing a FB photo of me & my kid and stating where I lived before is beyond bullying, @RatnaSpaet. Delete it or I will make a report."

Walau banyak mendapat tudingan dan aksi bullying, tidak sedikit pula dukungan yang mengalir melalui Twitter. 

Akun linchewei ‏@linchewei1 "Org yg membully @yennikwok adalah Pengecut. Yenni jika anda mengalami harrasment let us know. Kita semua bersimpati!"

Atas semua dukungan itu, @yennikwok "Big thank you to all. Support coming from everywhere, from friends & strangers. Shows many kind-hearted people standing on the right side".

Seperti diketahui, Yenni membuat tulisan dalam situs berita internasional Time. Dalam tulisannya, ia menyinggung tentang seragam mirip yang dipakai petinggi Nazi, Heinrich Himmler, oleh Ahmad Dhani yang membuat klip video untuk mendukung capres Prabowo Subianto.

Yenni juga mencantumkan kisah wartawan investigasi Allan Nairn yang bercerita tentang wawancaranya dengan Prabowo. Dalam wawancaranya, Prabowo menyebut Indonesia masih butuh pemimpin berkarakter diktator model baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa