KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit dari sektor pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus tumbuh di ambang ancaman resesi global. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit UMKM sebesar 16,97% year on year (yoy) per Mei 2022. Pertumbuhan itu terus terakselerasi dari kenaikan di April 2022 sebesar 16,75% yoy. Bahkan, lebih tinggi dari pertumbuhan total kredit industri perbankan secara nasional yang hanya naik 9,03% yoy di Mei 2022. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) juga membukukan pertumbuhan kredit UMKM bank only secara positif per Mei 2022. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh segmen mikro sebesar 15,61% yoy.
“Sektor sektor yang masih memiliki prospek ke depan yakni sektor yang resilien terhadap gejolak perekonomian, seperti pertanian, perdagangan, serta makanan dan minuman. BRI memproyeksikan secara keseluruhan pertumbuhan kredit BRI dapat mencapai dikisaran 9% hingga 11% per 2022,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Jumat (24/6).
Baca Juga: Penyesuaian GWM Sejak Maret Sudah Menyedot Likuiditas Perbakan Rp 119 Triliun Ia menyatakan proporsi kredit UMKM BRI mencapai 84% dari total penyaluran kredit BRI pada saat ini. BRI akan meningkatkan porsi ke UMKM hingga mencapai 85% pada tahun 2025. Strateginya dengan menaikkelaskan nasabah eksisting melalui berbagai program edukasi dan pendampingan. Juga dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru. “Dengan go smaller, go shorter, go faster, BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi,” tambahnya. Ia mengatakan, BRI juga telah memiliki sumber pertumbuhan baru melalui penciptaan ekosistem ultra mikro bersama Pegadaian dan PNM. Oleh sebab itu, BRI menargetkan dapat melayani 55 juta nasabah ultra mikro di tahun 2024. Tak mau kalah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mencatatkan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 15,4% yoy per Mei 2022. SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso menyebut pencapaian itu lebih tinggi dibanding pertumbuhan posisi Desember 2021 yang mencapai sebesar 15,0% secara yoy. “Sebagian besar penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri berada di pulau Jawa serta didominasi oleh sektor horeka dan sektor pertanian dan kehutanan. Namun Bank Mandiri terus berupaya meningkatkan penyaluran ke seluruh wilayah dan sektor industri dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian,” jelasnya. Guna mengoptimalkan potensi kredit UMKM pada paruh kedua 2022, Bank Mandiri telah menyiapkan strategi. Mulai dari pembiayaan melalui Digital yaitu Optimalisasi Digital Partnership dengan pola channeling ke fintech dan pola referral ke partner e-commerce. Lalu, mengoptimalkan kehadiran Mandiri Agen yang lebih dari 163.000 dengan bekerjasama dengan UKM dalam penyediaan layanan perbankan kepada masyarakat. Juga melalui Mandiri Pintar yang menyediakan solusi pinjaman tanpa ribet untuk kredit micro productive, hanya 15 menit setelah pengajuan data. “Terakhir, melalui UKM Center, WMM & Rumah Kreatif BUMN yaitu Pembinaan bagi UKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UKM Indonesia,” tambah Josephus.
Direktur Utama Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut pertumbuhan kredit UMKM mencapai 7% pada saat ini. Ia berharap kredit pada segmen usaha kecil ini bisa tumbuh 8% hingga 10% hingga penghujung tahun. Terlebih, Bank Indonesia (BI) telah memberikan relaksasi giro wajib minimum (GWM) bagi perbankan yang menyalurkan kredit UMKM. BI memberi insentif pencapaian RPIM tetap paling besar 0,5%.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Telah Salurkan Kredit Korporasi Rp 184,25 Triliun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat