Tumbuh di atas ekspektasi, stimulus ekonomi China mulai membuahkan hasil



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pertumbuhan ekonomi Cina sempat kehilangan momentum setelah pemerintah berupaya memperketat penyaluran kredit ke sejumlah sektor yang berisiko. Namun, kini stilumus yang diberikan pemerintah Tiongkok mulai merangsang pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Tren perlambatan ekonomi direspons Beijing dengan melakukan sejumlah kebijakan baru yang dimaksudkan untuk merangsang ekonomi. Misalnya pemotongan pajak untuk perusahaan, mendorong belanja infrastruktur dan kebijakan moneter yang lebih longgar.

Dilansir dari CNN, para pengamat mengatakan langkah-langkah tersebut sekarang mulai berbuah. Analis di perusahaan investasi Jefferies menulis bahwa mereka menilai pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 dapat melebihi target pemerintah.


Pertumbuhan ekonomi China telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan di awal 2019. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada kuartal pertama 2019 ini.

Data pemerintah China menunjukkan, ekonomi negara Tirai Bambu ini naik 6,4% selama tiga bulan pertama tahun ini. Angka tersebut mengalahkan perkiraan ekonom yang berada di level 6,3%.

Prospek perlambatan yang makin dalam di China telah menjadi salah satu kekhawatiran terbesar bagi ekonomi global tahun ini. Di mana pertumbuhan China telah dilanda perang dagang dengan Amerika Serikat dan upaya pemerintah untuk mengekang sejumlah besar utang dalam sistem keuangan Tiongkok.

"Ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi China berada di posisi terbawah dan momentum ini kemungkinan akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan," kata Tai Hui, kepala strategi pasar untuk Asia-Pasifik di perusahaan investasi JPMorgan Asset Management.

Statistik pemerintah Cina menunjukkan bahwa pertumbuhan dalam tiga bulan pertama tahun ini didukung oleh produksi manufaktur yang kuat dan pengeluaran yang lebih besar oleh konsumen China.

Sementara tingkat pertumbuhan ekonomi China saat ini masih dalam rentang paling lambat dalam beberapa dekade terakhir. Namun adanya tanda-tanda positif dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan sejumlah indikator termasuk tren harga properti dan pinjaman bank memberikan sinyal yang lebih bullish.

Analis mengatakan bahwa investor sekarang akan beralih ke peluang kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China dalam beberapa minggu mendatang. "Selera risiko investor akan meningkat karena risiko penurunan ekonomi China cukup terkendali," tambah Hui.

Editor: Tendi Mahadi