KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) mengalami pertumbuhan positif dalam empat tahun terakhir. Tren reksadana ramah lingkungan ini pun diprediksi bakal berlanjut positif ke depan dengan strategi yang tepat.
CEO Pinnacle Investment, Guntur Putra mengatakan peningkatan minat reksadana ESG terjadi seiring dengan kesadaran investor terhadap isu-isu berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengurangi risiko jangka panjang yang terkait dengan perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial
"Investor semakin melihat pentingnya mempertimbangkan faktor ESG dalam pengambilan keputusan investasi untuk mendukung keberlanjutan," jelas Guntur kepada KONTAN, Senin (2/12).
Meskipun tren ini positif, adopsi ESG masih bervariasi di berbagai pasar, dan masih ada tantangan dalam memastikan transparansi dan standar pengukuran yang konsisten.
Baca Juga: Infovesta Catat Tren Kelolaan Reksadana ESG Kian Meningkat Sejak 2020 Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto mengungkapkan sebenarnya investor cenderung mementingkan imbal hasil karena kesadaran terhadap produk investasi berbasis ESG masih relatif rendah.
Namun, Rudi mengatakan prospek reksadana berbasis hijau dapat meningkat signifikan apabila strategi yang diterapkan mampu menghasilkan kinerja solid, sehingga menarik minat investor secara lebih luas. Sebab, ia melihat kinerja reksadana berbasis ESG sebenarnya sebanding dengan indeks likuid seperti IDX30 atau LQ45, yang didukung oleh saham-saham perusahaan blue chip.
"Strategi yang bisa dilakukan adalah
stock picking dan aset alokasi agar kinerja lebih bagus dari indeks," katanya kepada KONTAN, Minggu (2/12).
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Jadi Jawara Mingguan, Ini 5 Terbaiknya Untuk diketahui Infovesta mencatat produk reksadana berbasis hijau di Indonesia mengalami perkembangan signifikan. Hingga akhir Oktober 2024, reksadana ramah lingkungan mencapai 25 produk, naik 12,90% dari tahun lalu yang sejumlah 31 produk. Sementara tahun 2022 berjumlah 26 produk, tahun 2021 sebanyak 19 produk dan tahun 2020 hanya 15 produk.
Dari sisi dana kelolaan, reksadana hijau juga mengalami pertumbuhannya signifikan. Pada tahun 2020, Asset Under Management (AUM) reksadana ESG sebanyak Rp 2,35 triliun, kemudian naik 16,49% pada 2021 menjadi Rp 2,74 miliar.
Tahun berikutnya, dana kelolaan reksadana hijau melesat 66,43% menjadi Rp 4,55 miliar pada 2022. Setelah itu, pada 2023 juga mencatat kenaikan AUM 57,88% menjadi Rp 7,19 triliun. Tren ini pun masih berlanjut, hingga Oktober 2024 AUM reksadana hijau mencapai Rp 7,41 triliun atau tumbuh 3,7% jika dibandingkan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih