KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima tahun sejak diluncurkan, implementasi
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kian menunjukkan tren pertumbuhan yang pesat. Ini tercermin dari volume transaksi QRIS per November 2024 yang telah mencapai 218% dari target 2024. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyampaikan volume transaksi QRIS telah mencapai 5,46 miliar. Padahal, BI hanya menargetkan volume transaksi pada tahun ini hanya 2,5 miliar transaksi. Tak hanya itu, pengguna QRIS juga turut melesat pesat di mana kini telah berjumlah 55,02 juta. Di 2024 sendiri, target BI hanya dipatok di kisaran 55 juta yang artinya sudah melebihi 100,03% dari target. ”Untuk tahun depan, kami menargetkan volume transaksi QRIS mencapai 6,5 miliar transaksi,” ujar Fili, belum lama ini.
Baca Juga: CIMB Niaga Syariah & Batununggal Group Dukung Digitalisasi UMKM di Pasar Batununggal Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun ini, tentu yang menjadi pertanyaan adalah ruang pertumbuhan di tahun depan. Terlebih, kondisi daya beli masyarakat sedang tertekan ditambah pengenaan PPN yang naik menjadi 12%.
Chief of Network & Digital Banking CIMB Niaga Budiman Tanjung optimise ruang pertumbuhan implementasi QRIS di tahun 2025 tetap tinggi. Pada tahun 2024, CIMB Niaga sendiri
memproyeksikan persentase pertumbuhan sales volume 51% YoY dan total transaksi di 183% YoY. Ia bilang optimisme tersebut sejalan dengan strategi yang dilakukan oleh CIMB Niaga saat ini. Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat strategi B2B melalui kolaborasi yang lebih intensif dengan berbagai sektor usaha, baik UMKM maupun korporasi. Dengan strategi ini, ia optimistis dapat memperluas adopsi QRIS di berbagai lini bisnis dan menjangkau segmen-segmen baru yang belum terlayani secara optimal.
Baca Juga: MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp 500.000 Bebas Biaya, Ini Kata GoTo Financial “Kami juga terus mendukung pengembangan teknologi QRIS termasuk berpartisipasi sebagai peserta di QRIS Tap yang rencananya akan dirilis di 2025,” ujar Budiman, Jumat (20/12). Hanya saja, ia menyadari masih ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk implementasi QRIS. Tantangan utamanya adalah memastikan edukasi merata ke seluruh lapisan masyarakat, terutama di segmen pelaku usaha mikro dan kecil. Sebagai informasi, CIMB Niaga memiliki lebih dari 700.000 merchant QRIS yang tersebar di seluruh Indonesia, yang hadir dari berbagai sektor, mulai dari UMKM hingga pelaku usaha menengah dan besar. ”Kami terus berupaya meningkatkan pengalaman pengguna, baik dari sisi merchant maupun nasabah, melalui edukasi menyeluruh terkait penting dan amannnya penggunaan transaksi QRIS,” ujarnya. Sependapat,
SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi meyakini implementasi QRIS masih memiliki ruang yang luas untuk dikembangkan. Baca Juga: MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp 500.000 Bebas Biaya, Ini Kata GoTo Financial Ia menyampaikan pihaknya tidak hanya fokus pada sektor yang sudah berkembang seperti FnB atau convenience store, tetapi juga terus menggali sektor-sektor baru yang membutuhkan solusi pembayaran digital, serta memperluas jangkauan layanan ke berbagai wilayah yang sebelumnya belum sepenuhnya tersentuh oleh ekosistem digital. “Dengan terus meningkatkan edukasi dan integrasi QRIS di berbagai lapisan masyarakat dan bisnis, kami percaya masih banyak ruang untuk mengembangkan layanan ini di masa mendatang,” ujarnya. Adapun, jumlah transaksi QRIS BTN mengalami peningkatan signifikan secara YoY, dengan angka lebih dari 300%. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa masih ada potensi untuk peningkatan baik dalam jumlah dan volume transaksi maupun jumlah pengguna. Ke depan, Thomas bilang akan terus meningkatkan performance dari sisi teknis dan operasional layanan QRIS, termasuk memperkuat infrastruktur dan sistem back-end untuk mendukung transaksi yang lebih cepat dan lebih aman.
Baca Juga: Transaksi QRIS BTN Melonjak 300% YoY per Oktober 2024, Ini Faktor Pendorongnya “Salah satu langkah strategis yang akan kami lakukan adalah dengan pengembangan fitur baru, seperti QRIS CPM dan QRIS Crossborder,” tambahnya,
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli