Tumbur Parlindungan dan Arif Budimanta nama baru di Bursa Menteri ESDM



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bursa calon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode dua terus bermunculan dan semakin panas. Beberapa politisi, profesional, atau profesional yang ada di partai politik mulai bermunculan ke publik.

Bukan saja nama baru, nama Menteri ESDM Ignasius Jonan juga masih kuat disebut-sebut akan kembali menduduki kursi Menteri ESDM. Adapun Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar juga masih kuat menduduki jabatan untuk periode kedua ini.

Meski keduanya masih kuat, informasi yang diperoleh Kontan.co.id cukup mengejutkan, bahwa ada beberapa nama calon Menteri ESDM yang sudah mulai digadang-gadang oleh berbagai pihak.


Seperti Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta yang juga politisi PDIP, President Indonesian Petroleum Association (IPA) Tumbur Parlindungan, Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin yang juga Ketua Ikatan Alumni ITB, dan ada juga Anggota DPR Komisi VII Adian Napitupulu sebagai Wakil Menteri ESDM yang disokong Aktivis 98.

Bahkan kabarnya ada mantan Menteri di sektor ini sudah mengajukan nama baru untuk Menteri ESDM untuk periode 2019-2024. "Sudah ada, dia mendorong Tumbur Parlindungan Presiden IPA untuk menjadi Menteri ESDM," kata sumber Kontan.co.id.

Saat dikonfirmasi, Tumbur Parlindungan tak bicara banyak. Dia hanya bilang tunggu saja pengumuman Presiden Joko Widodo. "Saya tidak tahu soal itu, kita tunggu saja," ujar dia.

Tumbur mengatakan, memang saat ini Indonesia perlu investasi lebih banyak. Untuk itu investor mesti dirangkul agar industri hulu migas menggeliat kembali. "Presiden kan ingin ada Foreign Direct Investment di Indonesia, hulu migas salah satunya yang bisa diharapkan, sekali ngebor satu sumur itu Rp 250 miliar-Rp 300 miliar," kata dia.

Bahkan, Kontan.co.id mendapat informasi bahwa IPA mendorong Tumbur untuk menjadi Menteri ESDM. Adapun Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta juga irit bicara soal kabar yang beredar itu. "Sebentar ya saya masih rapat," imbuhnya singkat.

Kontan.co.id juga sudah berusaha mengirim pesan singkat ke Ridwan Djamaluddin, namun belum dibalas hingga saat ini.

Sementara itu, Arthur Simatupang Ketua Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengungkapkan, kriteria yang ideal untuk Menteri ESDM adalah kesadaran bahwa pekerjaan memajukan sektor ESDM ini adalah tanggung jawab bersama, jadi kerjasama private dan public harus terus ditingkatkan.

"Saya tidak bisa sebut nama, hanya kriteria saja, Menteri ESDM diharapkan merangkul swasta," ungkap Arthur ke Kontan.co.id, Selasa (18/6).

Hendra Sinadia Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan, siapapun yang ditunjuk oleh Presiden sebagai Menteri ESDM periode 2019-2024 tentu akan mengalami tantangan yang tidak mudah.

Sebab, kata dia saat ini harga komoditas batubara yang menjadi andalan devisa ekspor, penerimaan negara, serta ketahanan energi sedang mengalami tekanan sebagai dampak dari pelemahan ekonomi global dan perang dagang.

Selain itu Menteri ESDM dituntut untuk menjamin kepastian investasi untuk mendorong minat investor baru yang sebenarnya sangat berminat utk berinvestasi mengingat potensi sumber daya minerba kita masih sangat menarik. "Susah kalau sebut nama," ujar dia.

Dari sisi kriteria, kata Hendra, diperlukan menteri yang punya komitmen kuat yang bisa menaikkan investasi di sektor pertambangan dengan cara memberi, "comfort, assurance, dan juga "certainty" dari segi penerapan kebijakan/peraturan, paham dengan isu masalah krusial/strategis di dunia ESDM dan dapat memberikan solusi yang positif buat stakeholders. "Terpenting dapat membangun komunikasi yang baik dengan segenap stakeholders termasuk secara khusus dengan pelaku usaha," kata Hendra.

Sementara itu, Fahmy Radhi Pengamat Energi UGM yang merupakan orang dekat Menteri ESDM Ignasius Jonan menerangkan, bahwa dirinya memang mendengar adanya desas-desus bahwa di kabinet mendatang Arif Budimanta akan diplot menjadi Menteri ESDM. Dia bilang, bahwa Arif adalah doktor di bidang Ekonomi Energi, yang malang melintang di PDIP dan sebagai Ketua Megawai Institute. "Saya kira layak menjadi Menteri ESDM dari kalangan partai sekaligus profesional," ujar dia ke Kontan.co.id.

Sedangkan Ignasius Jonan sangat layak menjadi Menteri BUMN, sebab pengalaman menjadi menteri ESDM selama tiga tahun akan sangat bermanfaat sebagai Menteri BUMN. Pengalaman Jonan sebagai Banker di Citi Bank selama 20 tahun akan memudahkannya dalam mengatur BUMN Perbankan. "Satu lagi capaian monumental Jonan  ya mengubah PT KAI, jadi semakin menyakinkan Jonan sebagai Menteri BUMN," ungkap dia.

Meski begitu, kata Fahmy, capaian sebagai Menteri ESDM yang hanya dijalani selama 3 tahun, Jonan juta telah menyelesaikan berbagai strategic problems. Misalnya divestasi 51% Saham Freeport setelah 51 tahun, pengalihan pengelolaan Blok Mahakam dan Blok Rokan setelah 50 tahun dieksploitasi perusahaan asing, penuntasan pengelolaan Gas Abadi Masela setelah 20 tahun mangkrak.

Salah satu faktor yang mendorong dalam mencapai keberhasilan Jonan dalam capaian tersebut adalah kemampuannya sebagai pembelajar yang cepat dan kemauannya dalam mengajak berdiskusi dengan pihak-pihak yang menguasai bidang tersebut.

Selain itu, Jonan tidak mau berkompromi kepada siapa pun yang dinilai tidak benar. Misalnya, tidak memberikan perpanjangan izin bagi kontraktor minerba yang terbukti melanggar aturan berlaku. "Dengan berbagai capaian monumental tersebut dan sebagai profesional handal Jonan masih amat layak sebagai menteri kabinet mendatang, baik tetap sebagai Menteri ESDM atau Menteri BUMN," ungkap dia.

Demikian pula Wamen ESDM Arcandra Tahar juga belum merespon pesan singkat dari Kontan.co.id soal namanya yang disebut akan tetap menduduki kursi Wamen untuk periode kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini