Tumpukan jumbo kredit menganggur di bank meningkat



JAKARTA. Saat kredit seret, kepiawaian bankir memupuk laba mendapat ujian. Mengutip data terbaru Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Oktober 2014, perbankan hanya mampu membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,61%. Di saat yang sama, fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik alias undisbursed loan, menanjak 14,07% menjadi Rp 1.123,29 triliun per Oktober 2014, dari posisi Rp 979,66 triliun dari tahun 2013.

Bankir menilai, kredit menganggur bakal terus menumpuk selama perlambatan ekonomi dan kondisi likuiditas ketat masih menghantui perbankan. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, menjelaskan, fasilitas kredit yang belum cair di Bank Mandiri tahun 2014 ini membesar hingga Rp 30 triliun-Rp 40 triliun. "Undisbursed loan tahun ini besar. Tapi kami sudah memberikan limit itu untuk kredit, sehingga tidak bisa dialokasikan untuk yang lain karena sudah tanda tangan," kata Budi kepada KONTAN, akhir pekan kemarin.

Menurut Budi, fasilitas kredit yang belum cair ini menumpuk karena terhambat kondisi ekonomi yang melaju pelan. Pasalnya, hingga pemilihan umum (pemilu) September kemarin, banyak pebisnis yang bersikap wait and see. Di Bank Mandiri, pos undisbursed loan didominasi debitur dari sektor infrastruktur yang mengalokasikan kredit untuk proyek pembangunan jalan tol. Selain perlambatan ekonomi, ada juga faktor pembebasan lahan yang panjang.


Tren meningkat

Tumpukan kredit menganggur juga terjadi pada Bank Central Asia (BCA). Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, undisbursed loan BCA per Oktober 2014 telah mencapai Rp  130 triliun. "Tapi jumlah ini tak jauh berbeda dengan tahun lalu," ujar Jahja. 

Syafrullah Hadi Saleh, Direktur Keuangan Bank UOB Indonesia, mengatakan, undisbursed loan semakin menumpuk karena situasi ekonomi belum kondusif. Selain debitur ragu, perbankan juga bersikap hati-hati. “Keadaan likuiditas ketat ikut memengaruhi,” ujar Syafrullah. 

Kredit menganggur UOB Indonesia sekitar Rp 1 triliun dari total kredit Rp 56,61 triliun per Oktober 2014. Yang pasti, dana jumbo menganggur di bank memicu penurunan laba bank yang selama ini mengandalkan kredit.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina