Bertekad ingin mengubah nasib, Sumarmi sukses menjadi pengusaha kerajinan tangan dari limbah sampah plastik. Antara lain, keranjang sampah, tas jinjing, tas belanja, tudung saji hingga bronjong yang diberi label merek Mbarek. Produknya dibanderol Rp 12.000-Rp 180.000 per buah. Dalam sebulan, Sumarmi bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Ide usaha memang tak harus mengandalkan modal besar. Terkadang, ide usaha bisa datang dari kejelian dan kreativitas dalam melihat peluang bisnis. Contohnya seperti yang dilakukan Sumarmi. Lewat tangan kreatifnya, wanita asal Kayen, Pati, Jawa Tengah ini, menyulap limbah plastik jadi barang bernilai ekonomis. Semua berawal dari tumpukan sampah. Ketika itu, pada medio 1988, Sumarmi kerap melihat banyaknya tumpukan sampah plastik yang tidak dimanfaatkan di sekitar tempat tinggalnya.
Tumpukan rupiah dari bisnis limbah sampah
Bertekad ingin mengubah nasib, Sumarmi sukses menjadi pengusaha kerajinan tangan dari limbah sampah plastik. Antara lain, keranjang sampah, tas jinjing, tas belanja, tudung saji hingga bronjong yang diberi label merek Mbarek. Produknya dibanderol Rp 12.000-Rp 180.000 per buah. Dalam sebulan, Sumarmi bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Ide usaha memang tak harus mengandalkan modal besar. Terkadang, ide usaha bisa datang dari kejelian dan kreativitas dalam melihat peluang bisnis. Contohnya seperti yang dilakukan Sumarmi. Lewat tangan kreatifnya, wanita asal Kayen, Pati, Jawa Tengah ini, menyulap limbah plastik jadi barang bernilai ekonomis. Semua berawal dari tumpukan sampah. Ketika itu, pada medio 1988, Sumarmi kerap melihat banyaknya tumpukan sampah plastik yang tidak dimanfaatkan di sekitar tempat tinggalnya.