JAKARTA. Untuk pertama kalinya, perikanan tuna Indonesia mendapatkan sertifikasi fairtrade dari Amerika Serikat (AS). Lewat sertifikat fairtrade ini diyakini dapat menekan bea masuk negara-negara tujuan ekspor serta menjaga harga jual ikan tuna di pasar tetap tinggi. Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P. Hutagalung mengatakan, dengan sertifikasi itu maka posisi tawar perikanan Indonesia makin kuat. Sebab, pasar akan menerima secara baik dengan mutu ikan tuna yang baik. Disamping juga produk perikanan Indonesia akan mengarah pada sustainablty atau berkelanjutan. Dampaknya akan terasa langsung ke nelayan, sebab nelayan bisa mendapatkan harga yang baik. Negara-negara tujuan ekspor tuna juga akan lebih lunak mematok besarnya bea masuk. Saat ini negara Uni Eropa mematok bea masuk tuna Indonesia hingga 25%.
Tuna Indonesia dapat sertifikat fairtrade dari AS
JAKARTA. Untuk pertama kalinya, perikanan tuna Indonesia mendapatkan sertifikasi fairtrade dari Amerika Serikat (AS). Lewat sertifikat fairtrade ini diyakini dapat menekan bea masuk negara-negara tujuan ekspor serta menjaga harga jual ikan tuna di pasar tetap tinggi. Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P. Hutagalung mengatakan, dengan sertifikasi itu maka posisi tawar perikanan Indonesia makin kuat. Sebab, pasar akan menerima secara baik dengan mutu ikan tuna yang baik. Disamping juga produk perikanan Indonesia akan mengarah pada sustainablty atau berkelanjutan. Dampaknya akan terasa langsung ke nelayan, sebab nelayan bisa mendapatkan harga yang baik. Negara-negara tujuan ekspor tuna juga akan lebih lunak mematok besarnya bea masuk. Saat ini negara Uni Eropa mematok bea masuk tuna Indonesia hingga 25%.