Tunas Alfin (TALF) mengalami perlambatan bisnis di kuartal I-2019



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Membengkaknya beban produksi menyebabkan PT Tunas Alfin Tbk (TALF) mengalami perlambatan bisnis di kuartal pertama tahun ini. Produsen kemasan fast moving consumer goods (FMCG) ini masih berusaha mengerek kinerja bisnisnya di tahun ini.

Mengulik laporan keuangan perseroan, penjualan di kuartal-I 2019 tercatat sebesar Rp 186,29 miliar atau turun tipis 0,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 187,35 miliar. Sementara beban pokok penjualan terkerek 5,2% year on year (yoy) di kuartal pertama tahun ini menjadi Rp 166,58 miliar.

Dody Rachmat, Chief of Financial Officer (CFO) TALF mengatakan penjualan di awal tahun menurun lantaran komponen cost produksi yang naik. Belum lagi permintaan dirasakan menurun di awal tahun tersebut.


"Dari yang biasanya target volume produksi flexible packaging bisa 10 juta meter persegi per bulan, di bulan itu cuma 60%-65% dari target tersebut," sebutnya saat paparan publik perseroan berlangsung, Kamis (23/5). Manajemen mengaku banyak order yang belum masuk di awal tahun.

Lebih lanjut, menurut Dody semua sektor yang menyerap kemasan ini dirasakan tengah menurun. Untuk itu perseroan berharap di semester dua penjualan dapat digenjot dan tim marketing TALF akan lebih gencar melakukan approaching.

Setelah dikurangi beban pokok penjualan, laba kotor TALF yang didapat di tiga bulan pertama tahun ini sebanyak Rp 19,7 miliar, turun 32,1% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 29,03 miliar. Setelah dikurangi beban lainnya, maka didapati penurunan besar 56,5% yoy di pos laba bersih, dari Rp 13,61 miliar di kuartal-I 2018 menjadi Rp 5,91 miliar di kuartal-I 2019.

Meski belum menghasilkan pencapaian manis di awal tahun ini, perseroan mengaku tetap optimistis mengerek penjualannya. Dimana Dody menyebutkan, mengutip riset Euromonitor, pertumbuhan bisnis kemasan ini mampu tumbuh rata-rata 5,2% hingga 2021 nanti.

Untuk itulah TALF memproyeksikan penjualan sepanjang tahun 2019 ialah Rp 957,45 miliar atau naik 29,2% dibandingkan realisasi tahun kemarin Rp 741,05 miliar. Perusahaan akan memaksimalkan penggunaan kapasitas produksi yang dimiliki saat ini serta tak lupa menjaga efisiensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini