KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (
TBLA) menggelar dua aksi korporasi pencarian dana di bulan ini. Selain menerbitkan obligasi, TBLA juga akan menerbitkan saham baru. Emiten perkebunan sawit dan tebu terintegrasi ini berniat mengumpulkan dana segar untuk modal kerja. TBLA akan menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 500 miliar serta menerbitkan saham baru dengan target dana Rp 452,30 miliar. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tunas Baru Lampung Tahap I Tahun 2023 senilai Rp 500 miliar. Surat utang ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Tunas Baru Lampung dengan total target dana Rp 1,5 triliun.
Tunas Baru Lampung menawarkan obligasi Rp 372,5 miliar yang dijamin secara kesanggupan penuh
(full commitment). Obligasi dengan tenor 5 tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 9,9% per tahun. Sisa dari jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp 127,5 miliar akan dijamin secara kesanggupan terbaik
(best effort). Baca Juga: Likuiditas Lemah, Tunas Baru Lampung (TBLA) Gelar Rights Issue untuk Modal Kerja TBLA akan menggunakan seluruh dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi untuk tambahan modal kerja. Peruntukan yang lebih spesifik yakni pembelian bahan baku CPO dalam pembuatan minyak goreng dan biodiesel TBLA sekitar 50.000 ton dengan pembelian spot (tidak ada kontrak jangka panjang). TBLA menunjuk BRI Danareksa Sekuritas, CIMB Niaga Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. BTN bertindak sebagai wali amanat obligasi ini. Masa penawaran umum obligasi Tunas Baru Lampung akan berlangsung pada 29-30 Maret 2023. Penjatahan obligasi akan dilakukan pada 31 Maret 2023. Sedangkan pengembalian uang pemesanan dan distribusi obligasi secara elektronik dilakukan pada 4 April 2023. TBLA menargetkan pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 April 2023.
Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) Siap Pasok Kebutuhan Bahan Bakar Nabati B40 Tunas Baru akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atawa
rights issue sebanyak-banyaknya 753,83 juta saham baru atau setara 12,5% dari modal disetor setelah PMHMETD II ini dengan nilai nominal Rp 125 per saham. "Harga pelaksanaan sebesar Rp 600 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima Tunas Baru Lampung dalam rangka PMHMETD II ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 452,30 miliar," ungkap TBLA dalam tambahan informasi prospektus
rights issue yang diterbitkan Selasa (28/3). Harga pelaksanaan rights issue TBLA ini lebih rendah ketimbang harga penutupan perdagangan Selasa (28/3) yang ada di Rp 680 per saham.
Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar Untuk Beli CPO PT Sungai Budi yang saat ini memiliki 28,43% saham TBLA menyatakan akan mengalihkan 91,89 juta saham HMETD kepada PT Budi Delta Swakarya dari total HMETD sebesar 214,27 juta. Sungai Budi akan mengalokasikan sisa HMETD kepada pemegang saham lainnya yang menambah pemesanan saham baru. Jika masih ada sisa saham dari jumlah yang ditawarkan kepada Sungai Budi setelah pemesanan tambahan oleh pemegang saham lain, TBLA tidak akan mengeluarkan saham tersebut dari portepel. Karena tidak mengeksekusi hak, persentase kepemilikan Sungai Budi pada TBLA akan susut dari 28,43% menjadi 25,38%. Sedangkan kepemilikan Budi Delta Swakarya akan naik dari 30,39% saat ini menjadi 32,57% setelah
rights issue. Budi Delta akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimiliki ditambah dengan pengalihan dari Sungai Budi.
Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) Butuh Duit Ratusan Miliar untuk Mendanai Modal Kerja "Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD II ini setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan oleh TBLA untuk tambahan modal kerja, yakni pembelian bahan baku CPO dalam pembuatan minyak goreng dan biodiesel sekitar 25.000 ton dari
supplier secara spot (tidak terdapat kontrak jangka panjang)," ungkap Tunas Baru Lampung dalam informasi tambahan penerbitan saham. Aksi korporasi ini telah mengantongi persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 4 Januari 2023 lalu.
Rights issue TBLA juga telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 27 Maret 2023. Berikut jadwal
rights issue TBLA:
- Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di pasar reguler dan pasar negosiasi: 4 April 2023
- Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di pasar tunai: 6 April 2023
- Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di pasar reguler dan pasar negosiasi: 5 April 2023
- Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di pasar tunai: 10 April 2023
- Tanggal pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 6 April 2023
- Tanggal distribusi HMETD: 10 April 2023
- Tanggal Pencatatan HMETD di PT Bursa Efek Indonesia: 11 April 2023
- Tanggal awal perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 11 April 2023
- Tanggal awal penyerahan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD: 13 April 2023
- Tanggal akhir perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 18 April 2023
- Tanggal akhir penyerahan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD: 20 April 2023
- Tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian Saham Tambahan: 20 April 2023
- Tanggal penjatahan pemesanan pembelian Saham Tambahan: 27 April 2023
- Tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Tambahan: 2 Mei 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati