Tunas Baru mendaras bisnis gula



JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk resmi masuk bisnis pengolahan gula tebu pada tahun ini. Pabrik gula yang dibangun perusahaan tersebut pada tahun 2015, telah beroperasi sejak akhir tahun 2016. Perusahaan ini juga mengantongi izin impor gula mentah (raw sugar) sebesar 100.000 ton pada tahun ini.

Emiten saham dengan kode TBLA ini memang memiliki kebun tebu. Perusahaan tersebut memiliki dua anak usaha yang bergerak di kebun tebu. Yakni PT Bangun Nusa Indah Lampung dan PT Adikarya Gemilang.

Total luas luas kebun tebu mencapai 5.100 hektare (ha). "Perkembangan bisnis gula saat ini sangat menggembirakan dan menjanjikan untuk masa yang akan datang," terang Hardy, Sekretaris Perusahaan PT Tunas Baru Lampung Tbk kepada KONTAN, akhir pekan lalu.


Ihwal pabrik gula yang baru, perusahaan ini memiliki pabrik gula rafinasi berkapasitas 600 ton per hari. Adapun kapasitas pengolahan pabrik gula konsumsi mencapai 8.000 ton tebu per hari.

Hardy menyatakan, selama ini bisnis gula Tunas Baru Lampung hanya di sektor hulu, yakni memproduksi tebu yang dijual ke pabrik gula. Margin dari transaksi ini terbilang kecil.

Dengan memiliki pabrik gula sendiri, perusahaan ini dapat meningkatkan margin keuntungan. TBLA menargetkan bisnis gula ini dapat berkontribusi sekitar 30% dari total pendapatannya.

Tahun ini, Tunas Baru Lampung menargetkan pendapatan sebesar Rp 7,5 triliun. "Selain dari hasil tebu milik sendiri, kami juga punya kuota impor gula mentah 100.000 ton dan hal ini akan menunjang bisnis gula perusahaan untuk tahun ini," jelas Hardy.

Hardy menjelaskan, Tunas Baru Lampung menginvestasikan dana berkisar antara Rp 1,2 triliun-Rp 1,5 triliun di bisnis gula. Dia menyatakan, investasi besar itu sebanding dengan hasil yang akan dipetik perusahaan ke depan.

Dia menambahkan, bisnis gula merupakan bagian dari diversifikasi bisnis yang dilakukan Tunas Baru Lampung. Selama ini, perusahaan itu fokus pada bisnis perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.

Perusahaan ini optimistis, bisnis gula bisa menjadi sumber pendapatan baru yang potensial. Apalagi, bisnis gula cenderung stabil dan memiliki pasar yang pasti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini