JAKARTA. Lantaran kondisi pasar tak kondusif, Bank Muamalat harus rela menunda rencana penawaran saham kedua alias secondary public offering (SPO). Sebagai gantinya, pionir perbankan syariah di Indonesia ini akan menawarkan saham baru alias rights issue senilai Rp 1,5 triliun. Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Arviyan Arifin, mengatakan penawaran saham baru akan menggunakan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rencananya, rights issue akan direalisasikan menjelang akhir tahun 2013. Arviyan mengatakan, aksi rights issue ini untuk menambah permodalan Bank Muamalat. Sebab, secondary public offering tidak menguntungkan saat pasar saham tengah menurun. Selain itu, "Pemegang saham ingin menambah kepemilikan di Bank Muamalat untuk memperkuat rencana ekspansi ke depan," kata Arviyan.
Tunda SPO, Bank Muamalat siapkan right issue
JAKARTA. Lantaran kondisi pasar tak kondusif, Bank Muamalat harus rela menunda rencana penawaran saham kedua alias secondary public offering (SPO). Sebagai gantinya, pionir perbankan syariah di Indonesia ini akan menawarkan saham baru alias rights issue senilai Rp 1,5 triliun. Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Arviyan Arifin, mengatakan penawaran saham baru akan menggunakan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rencananya, rights issue akan direalisasikan menjelang akhir tahun 2013. Arviyan mengatakan, aksi rights issue ini untuk menambah permodalan Bank Muamalat. Sebab, secondary public offering tidak menguntungkan saat pasar saham tengah menurun. Selain itu, "Pemegang saham ingin menambah kepemilikan di Bank Muamalat untuk memperkuat rencana ekspansi ke depan," kata Arviyan.