Tunda SPO, Bank Muamalat siapkan right issue



JAKARTA. Lantaran kondisi pasar tak kondusif, Bank Muamalat harus rela menunda rencana penawaran saham kedua alias secondary public offering (SPO). Sebagai gantinya, pionir perbankan syariah di Indonesia ini akan menawarkan saham baru alias rights issue senilai Rp 1,5 triliun.

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Arviyan Arifin, mengatakan penawaran saham baru akan menggunakan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rencananya, rights issue akan direalisasikan menjelang akhir tahun 2013.

Arviyan mengatakan, aksi rights issue ini untuk menambah permodalan Bank Muamalat. Sebab, secondary public offering  tidak menguntungkan saat pasar saham tengah menurun. Selain itu, "Pemegang saham ingin menambah kepemilikan di Bank Muamalat untuk memperkuat rencana ekspansi ke depan," kata Arviyan.


Nah, penambahan modal melalui rights issue diharapkan akan menjaga stabilitas permodalan Bank Muamalat selama tiga tahun ke depan. Arviyan mengatakan, Bank Muamalat ingin menjaga rasio permodalan sebesar 18% sebagai wujud kesehatan usaha bank. "Modal sampai akhir tahun ini akan mencapai Rp 4,5 triliun," kata Arviyan.

Direktur Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Andi Buchari, menyampaikan rencana rights issue akan meningkatkan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17%. Wajar, Muamalat ingin memperkuat modal karena rasio permodalan saat ini ada di level 12%, mendekati batas minimum modal sebesar 8%. "Penambahan modal ini cukup untuk ekspansi bisnis sampai tahun 2015, setelah itu modal akan tergerus kembali menjadi 12%," kata Andi.

Arviyan menambahkan, penambahan modal akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan sebesar 15% sampai 20%, dan meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 40%. Selain itu, Bank Muamalat akan menggunakan tambahan modal untuk menambah kantor cabang dan  menambah investasi di teknologi informasi (TI) "Kami juga berencana mendirikan kantor pusat Bank Muamalat," ujar Arviyan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo