JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berharap PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera mengeluarkan surat pernyataan minat atau letter of interest untuk proyek
high voltage direct current transmission (HDVD) berdaya 500 kilo volt (kV) untuk Sumatera sampai Jawa. Surat ini penting lantaran menjadi kepastian bahwa proyek tersebut akan tetap berlanjut sesuai dalam Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2016-2024. Dengan begitu, perusahaan tambang pelat merah ini bisa merealisasikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumatra Selatan (Sumsel) 8. Adanya kepastian juga akan memudahkan PTBA mendapat pendanaan proyek dari kreditur. Dengan begitu, perusahaan ini bisa mulai konstruksi untuk mengejar target operasional di 2019.
Pasalnya, anak usaha Bukit Asam yakni PT Huadian Bukit Asam Power adalah pemenang tender PLTU Sumsel 8. Perusahaan ini sudah membebaskan seluruh lahan untuk keperluan proyek yang mencapai 103 hektare (ha). Mereka juga sudah mendapatkan komitmen pendanaan diantaranya dari Bank of China. Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam mengklaim pihaknya sudah menyelesaikan segala prasyarat termasuk pembebasan lahan di proyek PLTU Sumsel 8 ini. Ia berharap proyek yang berada di area pertambangan ini bisa terealisasi. "Kami ingin letter of interest tak tertunda karena menyangkut kepercayaan investor," katanya, (24/5). Berdasarkan pembahasan RUPTL 2016-2024 yang berlangsung awal pekan ini, pembangunan transmisi HDVC 500 kV Sumatera-Jawa tetap berlanjut, termasuk pembangunan PLTU Sumsel 8 dan PLTU Jambi 2 x 600 MW. Lanjutkan proyek Supangkat Iwan Santoso Direktur Pengadaan PLN bilang, alasan tertundanya HVDC Sumatera-Jawa itu lantaran masih tahap pengkajian. PLN menilai proyek yang dicetuskan 2007 masih belum cocok, namun bisa terus berlanjut pada tahun ini. Namun, kondisi berubah setelah ada RUPTL 2016-2025 yakni pemerintah berkeinginan proyek HVDC harus tetap berjalan. "Kami tetap jalankan sesuai arahan pemerintah, karena sudah ada pendanaan dari Jepang, hanya saja sebelumnya masih dalam tahapan pengkajian," tandasnya kepada KONTAN, Rabu (25/5). Bukit Asam mengaku mampu memenuhi kelangsungan bahan baku di pembangkit ini.Sebab, perusahaan ini memiliki cadangan batubara hingga delapan miliar ton di Sumatera Selatan. Dengan kapasitas cadangan itu, PTBA mengklaim bisa mengembangkan pembangkit listrik hingga berkapasitas 5.000 mega watt (MW) untuk kepentingan mega proyek 35.000 MW. Harapan besar Bukit Asam ini memang masuk akal. Perusahaan ini harus memutar otak di tengah kondisi harga komoditas tambang seperti batubara yang masih loyo di pasar dunia. Nah, manajemen perusahaan ini pun berencana bermain di hilir dengan masuk di bisnis pembangkit listrik. Salah satunya di proyek pembangkit mulut tambang. Berbuntut isu pencopotan Keinginan Perusahaan Listrik Negara menghentikan proyek high voltage direct current (HDVC) atau proyek kabel interkoneksi bawah laut Jawa-Sumatera membawa buntut panjang. Jika proyek ini gagal, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di mulut tambang, khususnya Sumatera Selatan (Sumsel) 8, Sumsel 9 dan Sumsel 10 bakal terganggu lantaran tak bisa tersalurkan produksinya. Walhasil, target proyek setrum 35.000 megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah juga gagal. Kondisi inilah yang memunculkan spekulasi Direktur Utama PLN Sofyan Basir bakal dicopot. Kabar ini dibenarkan oleh Ketua Dewan Pembina Serikat Pekerja PLN, Ahmad Daryoko. Ia menyebut kabar penggantian dirut sudah berhembus sejak beberapa pekan lalu. Ia menduga salah satu sebabnya adalah di masa kepemimpinan Sofyan Basir, banyak proyek digagalkan. "Entah karena pesanan atau apa, saya tidak tahu," katanya kepada KONTAN, (25/5) Ia menilai, Sofyan Basir memang layak diganti lantaran tidak kompeten mengemban jabatan di PLN. Diantaranya hanya mementingkan komersialisasi PLN bukan mengedepankan infrastruktur. "Ini tidak profesional, Menteri ESDM juga pernah mengatakan, bahwa PLN seharusnya lebih mengedepankan infrastruktur," ungkapnya. Namun, dari segi kesejahteraan pegawai, ia menilai Sofyan cukup baik.
Kabar yang diterima KONTAN, Sofyan Basir disiapkan memimpin holding perbankan. Hanya Deputi Bidang Usaha Energi Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengungkap bahwa kinerja Sofyan baik. Sofyan dinilai mampu menjalankan program dan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan listrik negara. Sayangnya ketika dihubungi KONTAN, Sofyan Basir enggan menjawab pertanyaan dari KONTAN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan