KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Tuntun Sekuritas Indonesia memenangkan lelang keanggotaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Juni 2024. Perusahaan sekuritas ini didirikan pada tahun 1999 dengan izin No. KEP-04/PM/PPE/2000 dan sebelumnya dikenal dengan nama Tuntun Sekuritas.

Berdasarkan informasi dari situs resminya, Tuntun Sekuritas Indonesia berada di bawah naungan Hong Kong Antai Securities. 

Antai Securities, yang memiliki lisensi perdagangan sekuritas, manajemen aset, dan penasihat investasi, telah berinvestasi puluhan juta dolar di Tuntun Indonesia untuk memperluas jejak keuangannya di Asia Tenggara. 

Baca Juga: Tiga Sekuritas Baru Jadi AB Sejak Juni 2024, Ada Anak Usaha POOL Hingga Milik OSO

Tim inti Antai memiliki pengalaman investasi lebih dari US$ 10 miliar di pasar Asia dan Amerika Utara.

Ricki Juliandi, Direktur Produk Tuntun, mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini memiliki lebih dari 100 karyawan di kantor pusat. Tim inti penelitian ekuitas dan pengembang teknologi memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun serta sertifikasi CFA, CTA, WPPE, dan sebagainya. 

“Mereka juga memiliki rekam jejak yang kuat dengan perusahaan-perusahaan Fintech terkenal,” ujar Ricki dalam siaran pers, Rabu (28/8).

Ricki menambahkan bahwa sebagian besar karyawan merupakan lulusan dari universitas ternama baik di dalam maupun luar negeri, termasuk LSE, NYU, UI, UGM, dan ITB.

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Kerek Target IHSG Menjadi 7.800 di Akhir 2024

Potensi besar pasar keuangan Indonesia telah menarik perhatian banyak grup keuangan asing, termasuk Antai Securities dari Hong Kong, Mitsubishi UFJ Financial Group dari Jepang, dan Merrill Lynch Asset dari Korea. 

Grup-grup keuangan dari Eropa dan Amerika Serikat juga telah melakukan investasi jangka panjang di Indonesia, memperkaya produk dan pengalaman layanan investasi keuangan di negara ini.

Selanjutnya: Pengeluaran untuk Beli Rumah dan Makanan Masyarakat Kelas Menengah Turun di 2024

Menarik Dibaca: Inovasi Layanan Kesehatan, Prodia Fokus pada Advanced Precision Medicine

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli