Turis milenial China bakal jadi penggerak wisata



KONTAN.CO.ID - Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia serta tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang tinggi, China diprediksi akan memimpin pertumbuhan sektor wisata dan perjalanan dunia.

Menurut data World Travel dan Tourism Council, industri perjalanan China diproyeksikan tumbuh hingga 8% per tahun dalam rentang waktu tahun 2017 sampai 2027. Perjalanan wisata nantinya akan banyak dilakukan generasi muda China yang berusia 18-34 tahun.

Jumlah turis China yang melakukan perjalanan diprediksi akan lebih banyak daripada turis asal India, Eropa, Arab Saudi, Meksiko, Amerika Serikat, Korea Selatan, Spanyol dan Prancis. Pertumbuhan sektor pariwisata di negara-negara tersebut diprediksi hanya 2%-7% hingga tahun 2027, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan China sebesar 8%.


Salah satu faktor yang menggerakkan pertumbuhan pariwisata China adalah hari libur nasionalnya yang panjang. Hari libur nasional 1-8 Oktober memicu pertumbuhan industri pariwisata. Pada pekan libur tersebut, masyarakat China kerap pelesir ke berbagai penjuru dunia. China Tourism memproyeksikan, pada musim libut tersebut jumlah perjalanan akan naik 10% menjadi 710 juta perjalanan.

Ke depan, generasi muda China diprediksi menjadi pendorong utama pertumbuhan perjalanan wisata. Keinginan berpetualang yang tinggi membuat generasi milineal China lebih royal membeli tiket akomodasi ke tempat wisata di seluruh dunia.

Analis Bloomberg Intelligence Brian Egger dan Margaret Huang merinci, mayoritas turis China berusia 18-34 tahun dengan porsi 60%. Disusul usia 35 tahun-44 tahun dengan porsi 30%, dan usia tua di atas 45 tahun hanya 10%.

"Generasi muda China akan menjadi hal vital bagi pertumbuhan pasar wisata global," kata Egger. Diprediksi akan ada sekitar 400 juta orang dewasa China yang sebagian dari pengeluarannya untuk pembelian tiket pesawat, hotel, arena taman hiburan, kasino dan kapal pesiar.

Pada tahun 2020, wisatawan China diperkirakan lebih suka melancong ke luar negeri. Hal ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi pariwisata karena pembangunan transportasi dan infrastruktur bertambah di sejumlah negara tujuan wisata.

Faktor lain yang mendorong masyarakat Negara Tembok Besar berwisata karena naiknya penghasilan mereka. Plus, keinginan mencari pengalaman eksotis di negara lain yang jauh dari tempat tinggal orangtua mereka.

Egger menambahkan, pesatnya industri pariwisata China juga terpengaruh adanya pergeseran orientasi negara dari sektor produksi menjadi konsumsi.

Menangkap peluang tersebut Boeing Co menaikkan target penjualan pesawat ke China menjadi 7.240 pesawat baru sampai tahun 2036. Untuk itu Boeing menganggarkan investasi sebesar US$ 1,1 triliun. Pesaingannya Airbus SE tidak ketinggalan dengan berencana membangun pabrik di China untuk memproduksi 730 unit pesawat.

Pemerintah China memperkirakan, industri pariwisata akan memainkan peran besar dalam perekonomian. China berencana melipatgandakan investasi tahunan hingga US$ 304 miliar sampai tahun 2020. Investasi untuk pembangunan infrastruktur seperti resor pegunungan dan pantai.

Editor: Rizki Caturini