Turki Berubah Nama Jadi Türkiye, Ini Penjelasan Erdogan



KONTAN.CO.ID - ANKARA. Pemerintah Turki berencana untuk mengubah nama yang diakui secara internasional dalam bahasa Inggris menjadi Türkiye. Keseriusan pemerintah Turki diwujudkan dengan mendaftarkannya ke PBB dalam beberapa minggu mendatang. Hal tersebut diungkapkan dua pejabat Turki kepada Middle East Eye.

Melansir Middle East Eye, pemerintah Turki dapat mengubah nama dengan pemberitahuan sederhana ke registri PBB tetapi huruf "Ü", yang tidak dalam alfabet Latin nominal, bisa menjadi masalah. Türkiye berarti Turki dalam bahasa Turki.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan Ankara belum membahas masalah huruf "Ü" dengan PBB, tetapi sumber itu berharap solusi dapat segera ditemukan. Beberapa pengamat mengatakan salah satu jalan keluar dari masalah tersebut bisa menggunakan "U" bukan "Ü" dalam nama baru.


“Waktu yang tepat untuk perubahan nama masih dalam pertimbangan pemerintah,” kata seorang pejabat senior Turki kepada Middle East Eye. "Tapi prosesnya sedang berlangsung."

Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa Turki telah menghubungi mereka mengenai kemungkinan perubahan nama tersebut.

Baca Juga: Tegur Rusia, Erdogan: Kami Siap Bertindak Apapun Jika Ukraina Diserang

“Misi Permanen Turki telah menghubungi Protokol PBB untuk memeriksa tentang prosedur untuk mengomunikasikan perubahan nama negara jika perubahan ini terjadi, tetapi kami belum menerima komunikasi resmi apa pun,” kata juru bicara itu.

Greek Reporter melaporkan, nama baru Turki mengemuka setalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merilis sebuah pernyataan pada awal bulan ini yang mengumumkan bahwa dia akan mengubah nama Turki menjadi Türkiye.

"Kata Türkiye mewakili dan mengekspresikan budaya, peradaban, dan nilai-nilai bangsa Turki dengan cara terbaik," bunyi pernyataan itu.

Türkiye adalah nama yang digunakan untuk negara dalam bahasa Turki, dan negara itu sekarang ingin membawa nama itu ke dunia internasional.

Baca Juga: Turki Proyeksikan Tingkat Inflasi Mencapai 40% pada Tahun 2022

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie