Turun 0,53%, IHSG terseret enam sektor di sesi I



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak berdaya di zona merah pada perdagangan sesi I, Rabu (28/9). Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,53% atau 28,881 poin ke level 5.390,72.

Volume perdagangan paruh pertama ini 6,88 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,66 triliun. Ada 159 saham bergerak turun, 113 saham bergerak naik, dan 93 saham stagnan.

Enam indeks sektoral menyeret IHSG. Sektor keuangan turun 1,82%, infrastruktur turun 0,69%, dan perdagangan turun 0,49%.


Empat sektor yang menghijau antara lain; barang konsumsi naik 0,44%, manufaktur naik 0,26%, pertambangan naik 0,12%, dan industri dasar naik 0,12%.

Pada perdagangan pagi, aksi jual investor asing masih mewarnai Rp 232,149 miliar di pasar reguler. Tetapi, secara keseluruhan perdagangan, asing menorehkan aksi beli Rp 210,944 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 yakni; PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 6,82% ke Rp 1.025, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 4,47% ke Rp 11.225, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,28% ke Rp 15.475.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 yakni; PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) naik 4,15% ke Rp 2.760, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik 2,60% ke Rp 790, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 2,15% ke Rp 9.500.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, kenaikan IHSG yang dirasa cukup tinggi pada perdagangan kemarin (27/9), memancing pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung.

"Sinyal positif pada IHSG yang muncul kemarin, sebenarnya sudah cukup bagus karena membuka potensi kenaikan IHSG. Namun, sentimen aksi ambil untung meahan laju kenaikan, di tengah kondisi seperti itu pemodal sebaiknya terus melakukan akumulasi dengan strategi 'buy on weakness'," katanya dikutip dari Antara.

Ia memproyeksikan hari ini IHSG bakal bergerak bervariasi di kisaran 5.375-5.475 poin. Hanya penutupan di bawah level batas bawah 5.375 poin yang bisa mengubah tren naik jangka pendek IHSG menjadi mendatar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto