KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali menyentuh ke level US$ 70.000 pada Selasa (9/4), yang sebelumnya sempat anjlok hingga ke level US$ 65.000 pada Rabu (3/4). Sedangkan pada perdagangan kemarin, Senin (8/4) BTC berada di level US$ 69.365. Berdasarkan data coinmarketcap, Selasa (9/4) pukul 16.50 WIB, harga bitcoin turun 2,40% dalam sehari ke US$ 70.415. Sedangkan dalam sepekan, harga bitcoin masih mengaut 6,30%. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, BTC memiliki potensi untuk melanjutkan kenaikan hingga mencapai level US$ 75.000 pada pekan depan, apabila berhasil melewati
resistance di US$ 72.000.
Namun, Fyqieh menuturkan, jika mengalami penolakan di level tersebut, kemungkinan besar BTC akan mengalami tekanan jual dan kembali melemah ke kisaran US$ 66.000.
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Aset Kripto, Bappebti Terbitkan SE Nomor 64 Tahun 2024 Menurut dia, harga Bitcoin akan terus meningkat karena sebentar lagi akan terjadi Bitcoin
halving yang diprediksi berlangsung pada 20 April 2024. Ditambah, ada permintaan yang berkelanjutan melalui pasar ETF BTC-spot setelah peristiwa tersebut. “Perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic saat ini berada di area
oversold, menunjukkan potensi untuk pembalikan harga yang mungkin akan menguatkan BTC dalam beberapa sesi ke depan,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Senin (8/4). Meskipun demikian, dia menyebutkan bahwa MACD histogram bar masih berada dalam zona
bearish terbatas, menambahkan kompleksitas dalam memprediksi pergerakan harga BTC dalam jangka pendek Selain itu, Fyqieh menyampaikan, berdasarkan data Coinglass, rata-rata Bitcoin ditutup naik 27% pada kuartal kedua dalam periode 2013-2023. Dengan begitu, dia memprediksi bahwa Bitcoin berpotensi akan turun menuju area
support sebelum kembali ditutup
bullish pada akhir kuartal II, Juni 2024. Baca Juga: Harga Bitcoin Naik 2% pada Minggu (7/4), Melesat 63% Sejak Awal Tahun Sementara proyeksi akhir tahun, Fyqieh bilang, Bitcoin berpotensi akan kembali ditutup positif di atas level US$ 80.000.
“Hal ini dilihat dari apa yang terjadi di
halving sebelumnya, yaitu pada tahun 2012, 2016, dan 2020 Bitcoin (BTC) selalu ditutup dengan positif di akhir tahun ketika adanya peristiwa Bitcoin halving,” ujarnya. Untuk diketahui, Bicoin halving adalah peristiwa ketika imbal hasil
(reward) untuk menambang transaksi bitcoin dipotong setengahnya atau 50% untuk membatasi penerbitan pasokan BTC. Saat ini sekitar 19,6 juta BTC telah beredar di pasar atau 93% dari total maksimum pasokan sebesar 21 juta BTC. "Selain peristiwa halving Bitcoin yang akan datang, perubahan kebijakan suku bunga Fed dan data aliran ETF BTC spot perlu dipertimbangkan, karena berpotensi akan memberi dampak positif pada pasar kripto,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati