KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah melemahnya harga komoditas batubara, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (
TOBA) masih mampu mencetak kinerja yang cukup baik. Pada 2019, emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan US$ 525,52 juta. Realisasi ini naik 19,8% dari pendapatan tahun 2018 yang sebesar US$ 438,44 juta.
Baca Juga: Tahun 2019, Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) membukukan kenaikan laba hingga 19% Penjualan batubara kepada pihak ketiga di luar negeri masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan TOBA, yakni senilai US$ 303,97 juta atau 59% dari total pendapatan konsolidasian. Sementara penjualan batubara ke pihak lokal hanya sebesar US$ 4.5 juta. Di sisi lain, Pendapatan konstruksi tercatat senilai US$ 210,45 juta atau 40% dari pendapatan total. Jumlah ini melesat 432,2% dari pendapatan konstruksi tahun 2018 yang hanya senilai US$ 39,53 juta. Dari sisi beban, beban pokok pendapatan TOBA naik cukup signifikan seiring dengan naiknya pendapatan, yakni sebesar US$ 433,82 juta atau naik 38% dari tahun 2018. Tahun lalu, TOBA juga mengalami kerugian selisih kurs senilai US$ 780.623. Namun, beberapa beban TOBA mengalami penurunan. Beban umum dan administrasi misalnya, turun 22,6% menjadi US$ 26,81 juta. Beban penjualan dan pemasaran juga turun menjadi US$ 859.616.
Baca Juga: Adi Sarana (ASSA) kantongi pendapatan Rp 2,33 triliun pada 2019 Dus, TOBA mengantongi Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 26,54 juta. Realisasi ini turun 32,3% dari laba bersih tahun 2018 yang mencapai US$ 37,78 juta. Per 31 Desember 2019, jumlah aset TOBA mencapai US$ 634,64 juta. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai US$ 370,5 juta dan ekuitas senilai US$ 264,14 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi