KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga emas yang mulai menunjukkan penurunan dinilai hanya bersifat sementara. Mengingat, panasnya sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dianggap masih jadi amunisi utama bagi harga emas global untuk melanjutkan tren
bullish. Mengutip Bloomberg, harga emas sempat menyentuh level tertinggi pada perdagangan Selasa (27/8) yakni US$ 1.551,80 per ons troi, harga emas untuk kontrak Desember 2019 di Commodity Exchange pada perdagangan Rabu (28/8) pukul 21.57 WIB, tercatat turun sekitar 0,31% ke level US$ 1.547 per ons troi.
Baca Juga: Harga emas turun tipis, apa ini sinyal untuk jual? Analis PT Bestprofit Futures Agus Prasetyo optimistis konfirmasi US Federal Register untuk menaikkan tarif impor US$ 300 miliar barang China dari 10% menjadi 15% yang efektif Jumat 30 Agustus 2019 bakal mendorong harga emas tetap dalam tren
bullish. Agus menjelaskan, harga emas tampak tengah berkonsolidasi di level US$ 1.541 per ons troi, tepatnya di tengah ketidakpastian geopolitik. Ditambah lagi kembali terjadinya inversi kurva
yield Treasury AS yang berdampak pada kekhawatiran terhadap ekonomi global.
Baca Juga: Harga emas Antam hari Ini naik lagi, ini cara hitung untung-rugi yang benar Presiden AS Donald Trump Senin (26/8) lalu sempat mengklaim bahwa pejabat China telah menelepon dan menawarkan untuk melanjutkan negosiasi. Namun, pernyataannya tersebut dibantah oleh China dengan menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya panggilan telepon tersebut. "Hal itu telah menyebabkan kesimpangsiuran. Alhasil pasar memilih menghindari aset berisiko dan membuat permintaan
safe haven seperti emas pun meningkat," jelas Agus kepada Kontan.co.id, Rabu (28/8).
Baca Juga: Harga platinum kembali terangkat oleh permintaan yang meningkat Secara teknikal, berdasarkan grafik harian harga emas masih berada dalam momentum
bullish. Indikator
exponential moving average (EMA) melebar dengan arah harga berpotensi naik. Sedangkan indikator
relative strength index (RSI) berada di +70 yang memberikan sinyal harga dalam kondisi
overbought dengan arah harga emas berpotensi turun terbatas. Selanjutnya, dari indikator
commodity chanel index (CCI) harga berada di +123 yang menunjukkan arah harga berpotensi menguat. Secara umum harga emas masih berpotensi untuk bergerak naik
(bullish) pada perdagangan selanjutnya. "Rekomendasi
trading untuk emas adalah
buy jika harga menembus level US$ 1.545 per ons troi," kata Agus. Adapun level
resistance harga emas berada di level US$ 1.549,70 - US$ 1.556,70 - US$ 1.575,75 per ons troi. Sedangkan
support berada di level US$ 1.530,65 - US$ 1.518,60 - US$ 1.499,55 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati