KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas masih akan bersinar terang meski sudah turun dari level tertinggi sepanjang masa. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menjadi penopang utamanya. Menurut data Bloomberg, Selasa (19/3) pukul 00.22 WIB, harga emas spot menguat 0,23% ke US$ 2.160,67. Harga emas merosot 1,01% dari level penutupan perdagangan tertinggi alias all time high (ATH) di US$ 2.182,75 per ons troi pada Senin (11/3). Research And Development PT Handal Semesta Berjangka Alwy Assegaf mengatakan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik dinilai tidak mengubah pandangan pasar terkait pemangkasan suku bunga AS. Dia menyebut, pasar masih menempatkan penurunan suku bunga di Juli. Hal itu terlihat dari harga emas yang masih cukup kuat, meskipun sempat terkoreksi.
"Koreksi emas setelah mencapai ATH efek profit taking karena inflasi AS yang masih membandel," ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (18/3). Pada saat yang sama, harga emas mulai naik kembali 0,06% dari hari sebelumnya. Baca Juga: Nasdaq Memimpin Penguatan Wall Street Senin (18/3), Menjelang Rapat The Fed Alwi memandang prospek emas masih bullish sepanjang 2024. Namun, untuk pekan ini arah harga emas memang bergantung hasil rapat FOMC lantaran akan ada proyeksi inflasi dan proyeksi dot plot.