KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (
PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada tahun 2023, atau turun dibandingkan dengan realisasi pada 2022 senilai Rp181,66 miliar. Perolehan laba ini ditopang oleh perolehan penjualan yang mencapai Rp 3,4 triliun. Segmen bisnis jasa pertambangan dan konstruksi sipil masih menjadi kontributor utama pendapatan PPRE pada tahun lalu yang berkontribusi sebesar 92%. Sementara sisanya berasal dari lini bisnis
supporting yaitu
production plant, structure work dan
rental heavy equipment. Pencapaian tersebu tberasal dari penyelesaian dan
progress proyek-proyek pada jasa pertambangan sebesar 47% atau meningkat 13% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di angka 34%, konstruksi sipil sebanyak 45%, sisanya berasal dari proyek structure work sebesar 3%, rental heavy equipment sebesar 3% dan production plant sebesar 2%.
Baca Juga: Laba PP Presisi (PPRE) Melorot 20% di 2023, Ini Penyebabnya Direktur Utama PP Presisi I Gede Upeksa Negara mengatakan, perolehan pendapatan PPRE tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk tetap fokus pada jasa pertambangan dan konstruksi sipil.
“Perseroan masih dapat menjaga angka EBITDA positif di tengah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut disebabkan oleh mundurnya beberapa proyek yang ditargetkan didapatkan pada quartal awal menjadi kuartal akhir 2023,” ungkap I Gede Upeksa, dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (13/3).
Mundurnya beberapa proyek tersebut membuat PPRE belum dapat mengenerate revenue secara maksimal di tahun 2023 ini. Namun PPRE berhasil menurunkan beban pokok dengan penerapan program cost leadership yang dijalankan serta penerapan optimalisasi alat untuk memaksimalkan produksi sehingga gross profit margin meningkat di 17,45% tahun 2023.
Baca Juga: PTPP Catat Nilai Kontrak Rp 3,5 Triliun pada Januari 2024 Dari sisi perolehan kontrak baru PPRE berhasil berhasil mencatatkan kontrak baru sampai dengan Desember 2023 sebesar Rp 6,7 Triliun atau meningkat sebesar 28,72% secara year on year (yoy) dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 5,2 Triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut juga mencatatkan adanya peningkatan perolehan kontrak baru pada sektor jasa pertambangan sebesar 11% dibandingkan dengan tahun 2022.
PPRE juga menargetkan adanya pertumbuhan kontrak baru pada lini bisnis pertambangan pada tahun-tahun berikutnya sejalan dengan potensi yang masih sangat besar di Kawasan tambang Weda, Halmahera Tengah.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Targetkan Kontrak Baru Naik 15%-20% Tahun Ini “Kami menargetkan perolehan kontrak baru tahun 2024 meningkat antara 15%-20% dengan didominasi oleh sektor jasa pertambangan dengan melihat potensi pasar di sektor tambang yang masih sangat besar ke depannya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli