Turun di hari pertama puasa, bagaimana proyeksi IHSG sepanjang Ramadan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak bertenaga pada perdagangan hari pertama Ramadan tahun ini. IHSG kembali terkoreksi hingga 97,490 poin atau 2,12% ke level 4.496,06 pada perdagangan Jumat (24/4).

Penurunan harga terjadi pada 276 saham, sementara ada sejumlah 111 saham yang mengalami kenaikan harga, dan ada 135 saham stagnan. Adapun total volume transaksi bursa hari ini mencapai 6,26 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,23 triliun.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, secara historis memang ada kecenderungan volume transaksi perdagangan saham di pasar modal Indonesia lebih rendah pada saat Ramadan ketimbang bulan biasanya.


Baca Juga: Simak perkembangan perekonomian Indonesia periode 20-24 April 2020

Wisnu bilang, salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan volume transaksi tak lepas dari persiapan investor dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. “Ini berkaitan dengan kebutuhan dana investor untuk persiapan Hari Raya Lebaran yang membutuhkan dana secara tunai,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).

Dalam hitungannya, rerata volume transaksi saham berada di kisaran 5,5 miliar saham hingga 6,5 miliar saham. Kalaupun mengalami penurunan terdalam, dia memprediksi rata-rata volume transaksi perdagangan bisa menyentuh 5 miliar saham.

Menurut Wisnu, saat ini IHSG berada dalam fase sideways. Kenaikan ke level 4.800 menjadi level optimis bagi IHSG, sementara proyeksi pesimisnya IHSG bisa turun ke level 4.100 sepanjang bulan puasa.

Baca Juga: IHSG merosot 2,99% sepekan, saham-saham bank besar masih tertekan jual asing

Adapun sentimen yang mampu mendorong pergerakkan IHSG salah satunya dari adanya peningkatan konsumsi selama bulan puasa, meski tak sebesar tahun lalu. “Serta perkembangan penyebaran Covid-19, jika selama puasa menunjukkan tren penurunan, juga bisa jadi pendorong untuk market, karena adanya larangan untuk melakukan mudik,” papar Wisnu.

Sementara itu, sentimen yang bisa menjadi bandul untuk pergerakan IHSG yaitu rilis data ekonomi, meliputi data pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan, dan lainnya. Tak hanya itu, proyeksi laporan keuangan emiten yang tertekan pada kuartal pertama akibat Covid-19 juga bisa jadi sentimen pemberat IHSG.

Hal serupa disampaikan oleh Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Dia mengungkapkan, apabila diperhatikan secara historis memang volume dan nilai transaksi IHSG berpotensi lebih kecil.

Baca Juga: Lebaran tahun ini online, ini dampaknya ke EXCL

Namun, potensi kemerosotan volume dan nilai transaksi tak sebesar penurunan saat bulan November 2019 hingga Januari 2020. “Secara optimis, kami proyeksikan IHSG dapat menuju area 4.700 dan pesimisnya level IHSG berada pada area 4.150-4200,” kata Herditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati