KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) melemah 0,32% atau 21,53 poin ke level 6.771,23 pada Senin (10/4). Ini adalah penurunan IHSG dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG akan bergerak menguat pada Selasa (11/4) dengan
support pada level 6.735 dan
resistance pada level 6.800. “Kami perkirakan pergerakan IHSG tampaknya masih dipengaruhi oleh sentimen global, dimana investor akan menanti data inflasi AS yg akan rilis pekan ini,” kata Herditya. Herditya mencermati data tersebut diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed.
Baca Juga: BBCA dan BBRI Terbesar, Cek Saham yang Banyak Ditadah Asing Saat IHSG Terkoreksi Senada dengan Herditya, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat pelaku pasar juga masih akan mencermati langkah kebijakan moneter Bank Sentral AS. “Mengingat di bulan Mei ada FOMC dimana The Fed berpeluang kembali menaikkan suku bunga,” kata Cheril. Berdasarkan survei, sekitar 70% pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps di FOMC bulan Mei. Di sisi lain, Pada Rabu (12/4) akan ada rilis inflasi AS yang akan menjadi sorotan pasar sehingga menurut Cheril para pelaku pasar akan bersikap risk off terlebih menjelang libur panjang di Indonesia. Namun, Cheril memprediksi secara harga momentum penurunan IHSG masih berlanjut dengan
support pada level 6.690 dan resistance pada level 6.800.
Baca Juga: Wall Street Tertekan di Awal Perdagangan Senin (10/4), Nasdaq Turun 1% Lebih Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai pelemahan IHSG merupakan
pullback wajar untuk keluar dari
overbought area. Namun, tidak ada indikasi
bearish reversal karena pelemahan Senin (10/4) diikuti penurunan volume transaksi. Jika
pullback ini berlanjut, Rio memperkirakan
strong support di level 6.700 dan
resistance di level 6.800 pada Selasa (11/4). Pergerakan tersebut dipengaruhi sentimen dari dalam negeri seperti cadangan devisa yang naik US$ 4,9 miliar secara bulanan ke US$ 145,2 miliar per akhir Maret 2023. Kondisi ini setara dengan 6,4 bulan impor, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. “Hal ini memperkuat posisi nilai tukar rupiah di bawah level psikologis Rp 15.000 per dolar AS hingga Senin sore (10/4),” kata Rio. Rio juga melihat adanya antisipasi pasar terhadap data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Maret 2023. Sebagai informasi, IKK Indonesia bertahan di atas 120 pada Januari-Februari 2023.
Baca Juga: Libur Lebaran Hampir Tiba, Begini Saran Trading dari Analis Rio melihat adanya peluang
buy on support pada
BMRI,
BBNI,
BBCA, dan
BBTN. Selanjutnya, ekspektasi peningkatan konsumsi dan mobilitas menjelang Hari Raya Idul Fitri dapat menjadi katalis positif jangka pendek untuk
AKRA, MYOR, MAPI dan INDF. Adapun alternatif lain yang dapat diperhatikan adalah
MNCN,
BTPS,
TBIG, dan
SSMS. Di sisi lain, Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham
BRMS,
MDKA,
ADRO, dan
BUMI.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Indo Premier Sekuritas untuk Pekan ini Sementara saham rekomendasi Cheril antara lain: 1.
IMJS: Rekomendasi:
Buy Rp 350-Rp 356 Target harga : Rp 380
Stop loss: Rp 336 2.
MYOR:
Rekomendasi:
Buy Rp 2.600-Rp 2.610 Target harga: Rp 2.750
Stop loss: Rp 2.550 3.
HMSP: Rekomendasi: Buy Rp 1.020-Rp 1.030 Target harga: Rp 1.120
Stop loss: Rp 960 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati