Turunkan Biaya Investasi, Pemerintah dan DPR Harus Hentikan Pungli dan Korupsi



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR)  yang mahal tampaknya masih menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia. Pada 2023 ICOR Indonesia tercatat masih tinggi yakni sebesar 6,23%.

Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) memperkirakan biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) akan semakin murah pada 2028 mendatang.

Dalam Laporan Perekonomian 2023, BI memperkirakan pertumbuhan investasi akan lebih tinggi dari skenario baseline yaitu dari sekitar 5,79% menjadi 5,94% pada 2028, dengan penurunan angka ICOR dari 5,47% menjadi 5,35% dalam periode yang sama.


Baca Juga: Turunkan Biaya Investasi, Pembangunan Infrastruktur Digalakkan

Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, menilai, cukup sulit untuk mencapai ICOR di level 5% an, karena membutuhkan berbagai reformasi di banyak sisi.

Menurutnya reformasi tersebut  hanya bisa dilakukan jika ada keinginan politik dari semua pihak, terutama pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

“Masalahnya, kedua lembaga ini selama ini justru menjadi penyebab utama ICOR kita tinggi, karena di ranah itu paling banyak terjadi pungli dan korupsi,” tutur Ronny kepada Kontan, Senin (5/2).

Di samping itu, menekan harga energi untuk biaya industri juga terbilang masih mahal,  juga terjadinya debirokratisasi perizinan, membuat biaya investasi di Indonesia masih sulit untuk diturunkan.

Baca Juga: Dibayangi Tekanan Global, Apindo Prediksi Ekonomi RI Tumbuh di Kisaran 5% pada 2024

Ronny menambahkan, untuk mencapai ICOR di level 5%, daya saing Indonesia dalam segala bidang harus ditingkatkan. 

Mulai dari layanan pemerintah, infrastruktur, regulasi, sumber daya manusia (SDM), dan Research and Development (RnD).

“Sehingga saat investor mulai melirik Indonesia sebagai destinasi investasi, segala sesuatu untuk masuknya investasi telah tersedia di satu sisi dan segala penghalangnya telah diminimalisasi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli