KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan membangun pelabuhan baru di Batam sebagai upaya penataan pelabuhan di Indonesia yang lebih efisien, sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik. Lokasi calon pelabuhan baru yang terletak di kawasan Tanjung Pinggir, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan pelabuhan baru di Batam merupakan salah satu upaya pemerintah menurunkan biaya logistik di Indonesia yang masih cukup tinggi.
"Saat ini biaya logistik masih sekitar 23%, sementara di negara lain sudah rata-rata 13%. Kami menargetkan biaya logistik turun sampai 17% pada tahun 2024, kalau bisa lebih cepat,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Senin (24/1).
Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Bidik Pertumbuhan Kinerja 15% di Tahun 2022 Nantinya akan dilakukan penataan pelabuhan-pelabuhan eksisting yang ada di Batam. Saat ini di Pulau Batam terdapat sejumlah pelabuhan eksisting diantaranya Pelabuhan Batu Ampar, Pelabuhan Sekupang, Pelabuhan Nongsa Pura, Pelabuhan Batam Center, Pelabuhan Kabil, dan Pelabuhan Telaga Punggur. Nantinya Pelabuhan di Tanjung Pinggir tersebut akan dibuat menjadi
green and smart port. Pelabuhan di Tanjung Pinggir diproyeksikan akan lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priok dan akan diintegrasikan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Adapun luasan lahan yang ada di Tanjung Pinggir sebesar 94 hektare dan selanjutnya akan diperluas hingga 330 hektare dengan kedalaman airnya sekitar 40 meter. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, lokasi calon pelabuhan baru di Batam ini sangat strategis karena berhadapan langsung dengan pelabuhan besar di Singapura.
Baca Juga: Tinjau Trans Sumatera, Menteri PUPR Minta Perbaikan Jalan Tol Tuntas Akhir April Pembangunan pelabuhan baru ini akan menggunakan skema
Businnes to Business (B2B), sehingga tidak menggunakan APBN. Pemerintah akan memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk berinvestasi dalam pembangunan pelabuhan baru ini. “Kami regulator akan mengawal dan membuat
timeline dan studi yang matang. Kita lakukan dengan tata kelola yang baik tetapi cepat. Kita harapkan sebelum 2024 pelabuhan ini sudah selesai dan sudah beroperasi,” ujar Budi Karya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli