JAKARTA. Turunnya tarif listrik menjadi berkah tersendiri bagi PT Indocement Tinggal Prakarsa (INTP). Hal ini terjadi seiring dengan melorotnya harga minyak dunia dan tingginya kontribusi dari pembangkit listrik tenaga gas yang dimiliki perusahaan. Terkait hal itu, dalam hasil riset Danareksa Securities yang dirilis hari ini, manajemen INTP mengatakan, perusahaan sudah mengamankan pasokan gas yang berasal dari PGN dan Pertamina. Pada tahun ini, sekitar 10% dari total kebutuhan listrik INTP akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga gas. Sekadar catatan, pembangkit listrik yang menggunakan gas lebih murah 40% dibanding pembangkit yang menggunakan minyak. “Dengan demikian, Indocement akan mampu menekan biaya produksinya. Perhitungan kami, biaya listrik Indocement diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 40% di tahun 2009,” demikian tulis Chandra S Pasaribu, Analis Danareksa Securities. Selain itu, Indocement dan produsen semen lainnya juga akan mampu menekan ongkos transportasinya. Pasalnya, pemerintah sudah memangkas harga bahan bakar ke level harga pada tahun 2007. Harga solar, misalnya, saat ini dijajakan di bawah Rp 5.000 per liter. “Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi produsen semen, sebab ongkos transportasi memberikan kontribusi sebesar 13% dari seluruh pengeluaran perusahaan,” jelasnya.
Turunnya Tarif Listrik Jadi Berkah bagi INTP
JAKARTA. Turunnya tarif listrik menjadi berkah tersendiri bagi PT Indocement Tinggal Prakarsa (INTP). Hal ini terjadi seiring dengan melorotnya harga minyak dunia dan tingginya kontribusi dari pembangkit listrik tenaga gas yang dimiliki perusahaan. Terkait hal itu, dalam hasil riset Danareksa Securities yang dirilis hari ini, manajemen INTP mengatakan, perusahaan sudah mengamankan pasokan gas yang berasal dari PGN dan Pertamina. Pada tahun ini, sekitar 10% dari total kebutuhan listrik INTP akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga gas. Sekadar catatan, pembangkit listrik yang menggunakan gas lebih murah 40% dibanding pembangkit yang menggunakan minyak. “Dengan demikian, Indocement akan mampu menekan biaya produksinya. Perhitungan kami, biaya listrik Indocement diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 40% di tahun 2009,” demikian tulis Chandra S Pasaribu, Analis Danareksa Securities. Selain itu, Indocement dan produsen semen lainnya juga akan mampu menekan ongkos transportasinya. Pasalnya, pemerintah sudah memangkas harga bahan bakar ke level harga pada tahun 2007. Harga solar, misalnya, saat ini dijajakan di bawah Rp 5.000 per liter. “Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi produsen semen, sebab ongkos transportasi memberikan kontribusi sebesar 13% dari seluruh pengeluaran perusahaan,” jelasnya.