Tuntut naik gaji, karyawan Stanchart ancam mogok



JAKARTA. Bekerja di bank asing bukan jaminan memperoleh sistem renumerasi yang lebih baik. Karyawan pun memilih turun ke jalan menuntut kenaikan upah. Hal ini terjadi di Standard Chartered Bank Indonesia (Stanchart). Untuk kesekian kalinya, serikat pekerja mendesak petingginya karena tidak menaikkan gaji sebesar inflasi. Kemarin (12/3), sekitar 200 karyawan Stanchart menggelar unjuk rasa di kantor mereka di Jakarta. "Sudah 4 tahun kenaikan gaji tidak sesuai inflasi. Padahal itu sudah jadi kesepakatan manajemen dan karyawan," kata Arrianto Wibisono, Ketua Serikat Pekerja Stanchart.

Menurut dia, manajemen pernah melakukan hal serupa selama kurun 2006-2008. Serikat pekerja lalu membawa kasus tersebut ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Hasilnya, Disnaker menghukum manajemen untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 1,2 miliar. "Nah sekarang terulang lagi hal yang sama," tambah Hendrita Harahap, Sekretaris Serikat Pekerja Stanchart.

Ada beberapa poin yang menjadi tuntutan karyawan. Pertama, meminta manajemen menyesuaikan upah dengan kenaikan inflasi selama 2009-2011 sebesar 11%. Kedua, menuntut peninjauan ulang asuransi kesehatan. Ketiga, menuntut manajemen meninjau ulang sistem rekrutmen dan perjanjian kerja karyawan outsourcing. "Banyak pekerja yang statusnya hanya outsourcing, bahkan ada yang sampai 12 tahun," ujar Arrianto.


Serikat pekerja memberi batas waktu hingga 22 Maret 2012. Jika manajemen mengabaikan tuntutan, seluruh karyawan akan mogok kerja. Sambil menunggu jawaban perusahaan, karyawan akan terus-menerus menggelar demonstrasi di depan kantor Stanchart. "Ini kan lucu, keuntungan bank meningkat, tetapi tidak mau menaikkan gaji sesuai inflasi," kata Arrianto.

Sonita Poernomo, Country Head of Corporate Affairs Stanchart, mengatakan, manajemen membuka komunikasi dengan seluruh karyawan. Dia menegaskan, manajemen selalu mengevaluasi kinerja pegawai secara reguler dan merancang program remunerasi yang membuat nyaman semua pihak. "Kami menghargai kesuksesan karyawan. Namun, kami juga sangat kompetitif dalam memberikan benefit,” kata Sonitha, Senin (12/3).

Mengutip data BI, Stanchart membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,29 triliun per Desember 2011 (unaudited), melonjak 107%. Setoran laba ke induk perusahaan di Inggris juga meningkat drastis, dari Rp 326 miliar menjadi Rp 601 miliar atau sekitar 84%. Sedangkan biaya pegawainya hanya naik 6,5%, menjadi Rp 633 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri