JAKARTA. Perubahan asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014 membuat defisit anggaran membengkak. Salah satu cara andalan untuk menutup defisit adalah dari utang. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memastikan akan memanfaatkan semua jenis utang yang ada untuk menyumpal defisit tersebut. Perubahan asumsi makro menyebabkan defisit anggaran naik dari Rp 175,35 triliun atau 1,69% terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi Rp 251,72 triliun, atau 2,5% dari PDB. Otomatis, kebutuhan pembiayaan bersih (neto) juga melonjak dengan nilai yang sama besar. Secara bruto, kebutuhan pembiayaan naik semakin banyak, yakni dari Rp 185,13 triliun menjadi Rp 263,24 triliun (lihat tabel). Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan, pihaknya masih tetap akan mempertahankan rencana portofolio utang, meskipun dana semakin besar. "Instrumen pembiayaan masih tetap sama dengan rencana, hanya nilainya saja yang akan kami tambah," ujar Robert, Rabu (21/5).
Pembiayaan Utang 2013−2014 (dalam triliun rupiah) | |||||
Jenis Pembiayaan | 2013 | APBN 2014 | RAPBNP 2014 | Perubahan 2014 (%) | |
Surat Berharga Negara | 224,64 | 205,07 | 274,76 | 33,9 | |
Pinjaman Luar Negeri (Neto) | -15,08 | -20,9 | -13,69 | -34,5 | |
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (bruto) | 44,8 | 39,13 | 54,25 | 38,6 | |
a. Pinjaman Program | 18,43 | 3,9 | 17,02 | 336,4 | |
b. Pinjaman Proyek | 26,37 | 35,23 | 37,23 | 5,7 | |
- Pinjaman Proyek Pemerintah Pusat | 23,7 | 34,01 | 33,82 | -0,6 | |
- Penerimaan Penerusan Pinjaman (SLA) | 2,67 | 1,23 | 3,41 | 177,2 | |
2. Penerusan Pinjaman (SLA) | -2,67 | -1,23 | -3,41 | 177,2 | |
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri | -57,2 | -58,81 | -64,54 | 9,7 | |
Pinjaman Dalam Negeri (Neto) | 0,46 | 0,96 | 2,18 | 127,1 | |
Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (bruto) | 0,6 | 1,25 | 2,42 | 93,6 | |
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri | -0,14 | -29 | -0,24 | -99,2 | |
Jumlah | 210,01 | 185,13 | 263,24 | 42,2 | |
Sumber: Nota Keuangan RAPBNP 2014 |