Tutup Konsulat China, AS: Untuk lindungi kekayaan intelektual dan informasi kami



KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu (22/7), penutupan Konsulat Jenderal China di Houston adalah untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi negeri uak Sam.

Di sela-sela kunjungan Menteri Luar Negeri Mike Pompe di Kopenhagen, Denmark, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus menyatakan, di bawah Konvensi Wina, negara-negara "memiliki kewajiban untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri" negara penerima.

"AS tidak akan mentolerir pelanggaran China atas kedaulatan dan intimidasi mereka terhadap orang-orang kami, seperti halnya kami tidak mentolerir praktik perdagangan yang tidak adil RRC, pencurian pekerjaan Amerika, dan perilaku mengerikan lainnya," tegasnya.


Baca Juga: Diberi waktu 3 hari untuk tutup konsulatnya di kota Houston, China kutuk AS

"Kami telah mengarahkan penutupan Konsulat Jenderal RRC di Houston untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika," kata Ortagus tanpa memberikan perincian lebih lanjut seperti dikutip Channelnewsasia.com.

China sebelumnya mengumumkan pada Rabu (22/7), negaranya telah diperintahkan untuk menutup Konsulat Jenderal di Houston, yang dibuka pada 1979 silam, yang pertama pada tahun AS dan RRC menjalin hubungan diplomatik.

"China mendesak AS untuk segera menarik keputusannya yang salah, atau China pasti akan mengambil tanggapan yang layak dan perlu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Amerika Serikat tuntut China tutup konsulat di Houston, Beijing siapkan aksi balasan

Langkah itu dilakukan ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut saling berhadapan dalam banyak front, dari perdagangan hingga penanganan Beijing terhadap pandemi virus corona baru dan kebijakannya di Hong Kong, Xinjiang, dan Laut China Selatan.

Editor: S.S. Kurniawan