KONTAN.CO.ID - Twitter Indonesia mengeluarkan bantahan atas isu yang menyebut pihaknya memiliki keberpihakan politik tertentu, khususnya di masa Pemilu 2019 ini. Bantahan itu disampaikan melalui sebuah artikel di blog Twitter Indonesia yang diunggah Selasa (2/4). Secara singkat, Twitter Indonesia menegaskan pihaknya berkomitmen menjunjung tinggi asas keterbukaan, transparansi, dan ketidakberpihakan, khususnya di ranah politik. Twitter menyebut, platformnya menjadi wadah untuk berbagai suara dari beragam lapisan untuk bisa dilihat dan didengar. Tidak ada unsur politik di dalamnya. "Baik itu tren, proses penegakan kebijakan Twitter, maupun terkait konten yang muncul di linimasa Anda," tulis Twitter Id dalam keterangannya.
"Kami percaya pada ketidakberpihakan dan tidak mengambil tindakan apa pun berdasarkan sudut pandang politik. Produk dan kebijakan kami tidak pernah diciptakan atau dikembangkan berdasarkan ideologi politik," demikian pernyataan Twitter. Sebelumnya, santer terdengar isu yang menyebutkan Twitter memihak pada salah satu kubu politik di Tanah Air, terutama saat tahun politik menjelang Pemilu 2019. Isu ini sudah mulai terdengar sejak awal tahun lalu dan kembali banyak diperbincangkan beberapa minggu terakhir. Misalnya, Partai Amanat Nasional pernah meminta penjelasan dari Twitter soal diblokirnya akun
@LawanPolitikJKW milik Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen pada tahun lalu. Dalam artikel bantahan ini, terdapat pernyataan yang bisa juga menjawab keresahan PAN saat itu. "Perlu kami tegaskan; bahwa kami tidak meninjau, memprioritaskan, atau menegakkan kebijakan kami berdasarkan ideologi politik," tulis Twitter Indonesia. Dari hal ini, bisa diartikan Twitter hanya menegakkan peraturan yang ada demi membuat siapa pun merasa nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaannya, yang dituangkan melalui twit di Twitter.
Trending topic Selain itu, seringnya tema-tema trending topic Twitter diangkat dalam agenda berita nasional juga menimbulkan prasangka lain. Twitter dicurigai andil menentukan tema mana yang menjadi trending topic dan mana yang tidak. Akan tetapi, hal itu juga mendapatkan bantahan karena trending topic diolah menggunakan algoritma khusus yang obyektif. "Trending topic pada intinya disusun oleh algoritma mesin yang obyektif dan dibangun secara khusus. Klaim yang mengatakan sebaliknya adalah salah," tulisnya. Beberapa faktor yang menentukan sebuah tema masuk dalam daftar trending topic, tidak hanya banyaknya sebuah tema dituliskan, namun juga percepatan atau pertumbuhan topik tersebut dibicarakan. (
Luthfia Ayu Azanella)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli