SAN FRANCISCO. Manajemen Twitter Inc. akhirnya buka suara soal kontroversi 'raibnya' tagar #shameonyousby dari topik terpopuler pada akhir September lalu. Adam Sharp, Head of Government and Politics Twitter, menegaskan, Twitter tidak pernah mengutak-atik atau menghapus sebuah topik dari Trending Topics. "Trending itu terjadi dengan sendirinya," kata Adam dalam acara Media Trip beberapa wartawan Indonesia ke kantor pusat Twitter di San Francisco, California, Amerika Serikat, Senin (6/10), atau Selasa pagi waktu Indonesia. Adam menjelaskan, sebuah topik bisa bertahan sebagai Trending Topics dalam waktu lama di Twitter bukan berdasarkan jumlah kicauan (twit), melainkan tergantung kepada kecepatan pergerakan (velocity) topik tersebut sehingga bisa melampaui topik-topik yang menjadi tren sebelumnya.
Ketika sebuah topik yang berada di dalam daftar Trending Topics melambat penambahan jumlah kicauannya maka topik itu dianggap bukan tren lagi. "Itu menjadi pembicaraan normal saja dan akan menjadi trending lagi kalau penambahan jumlahnya lebih cepat dari sebelumnya" ujar Adam. Meski begitu, bukan berarti Twitter menabukan penghapusan atau penarikan sebuah topik yang tengah menjadi tren. Hal itu bakal dilakukan jika pihak yang meminta penghapusan tersebut dapat menunjukkan bukti-bukti bahwa topik itu melanggar hukum alias ilegal.